Sabtu, 28 Mei 2011

BUKU KE-2


Akhirnya lahirlah antologi kumcer ke 2 , Happy Yummy.. Lumayan cepat proses terbitnya dibanding naskah ŷanğ kutunggu lainnya.
Ini adalah proyek keroyokan dengan beberapa teman dan tetep digawangi mbak cantik Riawany Elita.
Bahagia campur haru rasanya, apalagi sudah ada pemesannya, plus tanda tangan pula...
Hwaa... seru ternyata..!! ^.^

Sudah terpublish.
Rasanya bahagia bercampur deg-degan. ªku takut membayangkan tanggapan teman2ku apalagi guru2ku...
Bagaimana mereka menilaiku??

ªku ingin meyakinkan mereka, ªku akan berusaha lebih baik lagi.. ªku tak akan mengecewakan mereka, orang2 ŷanğ berjasa dalam hidupku..
Bapak/Ibu, saudara2ku, Suami, Anak, Guru2 dan teman2ku...

ªku sedang terbangun dari mimpi panjangku, keluar dari istana mungilku, sekedar merasakan nikmatnya angin ŷanğ menyapaku..

Trimakasih Ayah... Karena kesabaranmu, ªku mendapatkan kesempatan ŷanğ panjang menunda setrikaan, cucian,mengepel dan menjadi pelanggan delivery order..
Duuh... Kalau saja Ayah sedikit galak, Mama nggak akan sempat menghasilkan sebuah karya..

Trimakasih buat anakku, kau adalah sumber inspirasi Mama..keunikanmu, menjadi sebuah tulisan-tulisan indah, membuat semangat Mama bertambah, ingin menjadi ibu terbaik buatmu.
Pernah terlontar, dirimu ingin mempunyai Mama ŷanğ bukan hanya seorang ibu rumah tangga.. Kepolosanmu membangunkan Mama..
Trimakasih buat semua supporterku.. Kalian membuatku tersadar, bahwa namaku masih jelas dalam ingatan kalian.. ªku akan berusaha memperjelasnya.."Hay.. Ini ªku.."
Sebuah tuntutan kecil ŷanğ harus ªku penuhi..
Segarnya angin di luar istana mungilku, membawaku ke ingatan masa lalu...
Ayah.. Ijinkan Mama menuliskannya..
Kelak bisa menjadi sebuah cerita indah untuk anak kita..

Trimakasih... ªku akan menggenggam bahagia saat ini..dihati..




Happy Yummy
Penulis: Riawani Elyta, dkk, Kategori: Kumpulan Cerpen

ISBN: 978-602-9079-75-3
Terbit: Mei 2011
Tebal: 153 halaman
Harga: Rp. 35.400,00

Deskripsi:
“Martabak Kinoy”, plang nama berwarna warni mencolok itu tergantung dibawah lampu neon. Nama yang barusan hendak ia tinggalkan, namun mendadak menyergapnya dalam gegap yang gemuruh, hingga tak kuasa lamunannya mengangkasa selama beberapa detik sampai akhirnya keributan sesaat itu terjadi. Bodoh. Bathinnya merutuk. Hanya dalam hitungan detik, namun keliaran itu nyaris saja memadamkan eksistensi jiwa-raganya yang memang telah separuh mati.

********

Martabak Kinoy, bersama empat belas cerpen lainnya yang termuat didalam antology ini membuktikan pada kita semua, bahwa eksistensi makanan telah mengalami lompatan besar dari semula yang hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan dasar, kini telah menjelma menjadi sumber inspirasi yang tak akan pernah kering untuk digali. Kita akan menemukan kehadiran berbagai ragam kuliner khas tanah air dalam bentuk fiksi yang dibalut dalam nuansa optimisme, cinta, bahkan konflik kehidupan didalam setiap lembarnya.

Tidak ada komentar: