Kamis, 23 November 2017

TAPROS

Kali ini aku sudah merasa sehat kembali nih. . ., setelah luka operasi sembuh, sebulan kemudian, aku menjalani terapi suntik Tapros selama 6 kali.

Tapros adalah suntikan obat yang mengandung Leuproreline acetate, golongan agonis Gonadotropin Releasing Hormone ( GnRH ). Obat ini sejalan dengan hormon GnRH yang mengatur produksi hormon yang penting untuk reproduksi seperti estrogen, progesteron dan testoteron.

Selama menjalani suntikan ini ada beberapa keadaan yang kualami, diantaranya :

- Rasa tak nyaman dikulit,  panas dan kering.

- Kurang nyaman saat berhubungan badan, kering di vagina, pendarahan ringan.

- Lemas, mudah lelah, sulit tidur dan banyak berkeringat.

- Tidak keluar haid, karena memang hal ini yang diharapkan terjadi setelah menjalani terapi     ini.

- Badan terasa bertambah berat, wadow, ini yang paling mencemaskan!

Dokter akan mengantisipasinya dengan beberapa obat dan vitamin, jadi selama kita disiplin meminumnya keluhan seperti diatas akan banyak membantu mengatasinya.

Beberapa kali aku masih mengalami pendarahan ringan, namun dengan saran dokter norelut atau provera kuminum 3 x sehari, dari yang sebelumnya 2 x sehari dari dosis normalnya, sampai pendarahan berhenti. Namun terlambat sehari saja minum, pendarahanku masih terjadi lagi, sebatas setetes dua tetes aja gak menjadikanku panik.
Konsultasi berikutnya akan kulaporkan kembali ke dokter, semoga tak berpengaruh apa-apa.

Sampai ku tulis ini, baru suntikan ke tiga yang kujalani, masih ada 3 x lagi dalam 3 bulan ke depan.

Semoga bermanfaat. . .



Rabu, 13 September 2017

AMANAH DAN UJIAN

Bismillah, deg-degan juga mendengar curhatannya sepulang kerja, "Masya Allah, Ayah diangkat jadi Direktur tapi gak jadi, dipatok jadi PM aja buat Bandung dan Cimanggis."

 Jujur, tanpa ekspresi aku menanggapinya, maáf sayang...
Sudah sering wacana itu terlontar, tapi tetap saja tanpa pengukuhan, sebentar lagi, harapannya.
Nunggu apa sih?, tentu saja tunggu action si proyeknya sendiri yang belum kelar pembahasan di tingkat bos level II dan level I , mungkin. . .hiks

Diluar itu, sebagai istri, akupun ada alasan dengan ekspresi datarku, belakangan aku sedikit menyesal tentang keterlambatanku menganugerahinya penghargaan.

Pagi hari, kupeluk dia erat, antara syukur, deg-degan dan entah apa lagi.

 "Selamat ya PM baru. . Barakallh, semoga bisa lebih dekat dengan Bos Pemberi Anugerah ini, Alloh. . ."

Sepertinya dia hanya tersenyum dengan sedikit sentilanku, hi hi. .

"Mau hadiah apa nanti kalo jadi di angkat ?, tapi nunggu naik gaji dulu ya. .?

"Kaca mata aja ya. . ", tetap saja aku yang kasih pilihan.

Naik jabatan, naik gaji tak pelak lagi adalah ujian buat kami, berpuluh tahun sudah kubuktikan, isinya adalah ujian, nikmat dan nikmat. . .

Alhamdulillah, sejauh ini sudah bisa melampauinya.

Semoga kali ini juga,  aamiiin. .

Senin, 24 Juli 2017

KISTA ENDOMETRIOSIS

Hari Rabo 19 Juli 2017 kemarin bulat kuputuskan menuju rumah sakit Putra Dalima, jam 16.00 jadwal sudah dibuatkan pihak rumah sakit agar aku segera masuk kamar perawatan.

Heran juga, kenapa aku bisa setenang ini, pasrah dan ingin segera cepat terbebas dari kista coklat yang sudah 2 tahun lebih bersarang di perutku.
Tak ada keluhan berat sebenarnya, hanya perutku terlihat njendil, he he. .
Aku terhitung langsing, namun dengan ukuran perut tak proporsional. maka terlihat kurang bagus dilihat.

Terakhir memang aku merasakan sering buang air kecil, namun aku curiga bibit keturunan diabeteslah mungkin yang sedang menghampiriku, maka aku selalu mengkonsumsi minyak zaitun.
Belakangan, baru aku tahu, akibat membesarnya kista itulah yang menekan kandung kemihku sehingga sering buang air kecil.

Tensiku diawal kedatanganku 140/90, sedikit tegang dan capek mempersiapkan keberangkatan ke rumah sakit. Mencuci baju, beres-beres rumah dan menyiapkan sekedar lauk siap masak buat anak dan suamiku jika pulang ke rumah. Planing kami adalah hanya bertiga yang  tinggal di kamar rumah sakit. Suami dan anak lakiku bergantian berada di rumah, memberi makan lobster.
Kebetulan ada sofa panjang lipat yang cukup buat tidur berdua.

Jadwal operasi dilakukan hari kamis pagi sekitar jam 10 an. Pemasangan infus baru dilakukan kamis pagi, praktis rabo sore sampe kamis pagi kami hanya ikut bermalam saja di rumah sakit.

Tensiku masih tetep normal, 120/80 sampai menjelang operasi dilakukan, alhamdulillah. . walaupun terpaksa ada dua tusukan jarum di tangan kanan dan kiriku, hiks. . ngilu. .
Awalnya infus dipasang di tangan kanan, karena aku kaget dan tegang, darah mengucur dan langsung membengkak, terpaksa di hentikan, infus berpindah tangan ke sebelah kiri.
Karena tak ingin ditusuk ke tiga kali, aku menyerah, memaksakan diri untuk setenang mungkin, dan akhirnya berhasil.

Jam 9.45 aku dijemput perawat ke ruang operasi, berrjalan kaki tentunya, karena aku masih sehat-sehat saja. Di ruang tunggu kamar operasi aku masih terlihat tenang, sampai dokter juga heran, kok aku bisa setenang itu.
Tepat jam 10.00 aku mulai dibius lokal. Prosesnya sederhana, hanya di suruh memeluk bantal di perut, dr anestesi menusukkan jarum bius ke salah satu ruas tulang belakangku, rasanya seperti ada tonjokan lembut di perutku.
Masih kulihat suster memasang beberapa alat di sekujur tubuhku, perutku mulai ditempeli sesuatu, pisau operasi mungkin. . he he. .Setelah itu aku benar-benar terlelap, tanpa mimpi.

Sekitar jam 11.30 an aku mendengar suster mengatakan, "Operasi sudah selesai, Bu. ."
Alhamdulillah. . selang oksigen dan peralatan lain sudah terlepas, tinggal selang infus dan kateter.
Pemulihan sekitar setengah jam an lebih, itupun aku merasa terabaikan, sepertinya aku ditinggal makan siang oleh mereka, aku sendirian di ruangan tunggu operasi, sempat terbersit niatku menggedor dinding, memanggil mereka, aku menyangka mereka melupakan aku masih berada di kamar operasi.

Jam 12.30 suster membawaku kembali ke kamar, kondisiku masih sadar tanpa rasa sakit sedikitpun, hmmm kok enak ternyata ya. .

Dokter sempat memberiku pesan agar aku sesegera mungkin memijat perutku bagian atas dengan teknik gerakan yang sudah di ajarkan, mengurangi rasa sakit katanya.
Sesegera mungkin kupraktekkan, benar saja, dua jam kemudian aku mulai merasakan sakit yang luar biasa. Keringat dingin sebesar jagung membasahi sekujur tubuhku, bantal dan selimut sampai basah kuyup.
Suami dan anakku bergantian memijat lembut perutku, sementara aku terus istighfar plus merintih kesakitan.

Keadaan ini berlangsung sampai menjelang asar, kesadaranku mulai pulih perlahan walaupun terus meringis kesakitan. Namun lebih baik dari sebelumnya.
Kedatangan sahabatkupun masih bisa kurespon sadar, walaupun masih sering tertidur dengan sendirinya ditengah percakapan kami.

Malam harinya suster memberikan pereda nyeri lewat saluran anus, menyuntikkan antibiotik dan mengontrol tekanan darahku, masih normal.
Malam itu juga aku sudah diperbolehkan menggerakkan kakiku, sedikit miring kekanan dan ke kiri.

"Besok, Ibu sudah bisa belajar duduk kok. . "kata suster.

Sedikit heran sih, kok cepet banget. Bahkan pagi harinya infusku dan kateter sudah di cabut, agar aku bisa leluasa belajar duduk dan berjalan, hanya saja jarumnya masih dibiarkan menempel karena masih ada suntikan antibiotik dua kali lagi.

Benar juga , Hari jum'at pagi aku sudah bisa duduk dan mulai berjalan ke kamar mandi, karena mau tidak mau harus kulakukan, karena selang kateter sudah di cabut. Sempat sekali mengompol sih. . he he. . jalanku masih tertatih dan rasa nyeri akibat kateter yang membuatku terpaksa mengompol.

Sabtu kuhabiskan hanya untuk belajar duduk dan berjalan, kami mengira hari itu sudah diperbolehkan pulang, setidaknya di sore hari, ternyata tidak.
Ahad pagi barulah kami dipersilahkan pulang kerumah.

Alhamdulillah, akhirnya kulalui juga operasi ini, lancar dan tanpa kendala.
Tidak seseram yang kubayangkan sebelumnya, yang penting 2 buah  daging sebesar genggaman itu sudah pergi dari perutku. Diameternya 7 dan 8 cm.



Bagi sahabat yang masih takut, percayalah, dengan niat ingin sembuh, maka Insya Alloh prosesnya akan lancar seperti aku.
Jangan terlambat, karena jika pecah prosesnya akan lebih susah dan akibatnya akan jauh lebih menakutkan lagi.


Selasa, 18 Juli 2017

GALAU

Rasanya baru saja aku menikmati kebebasanku setelah terlepas dari monster Hipokalemia, jadwal operasi kini menanti kembali.
Ya Allah..
Alhamdulillah, aku sebenarnya ikhlas menerima ini semua. . he he, ikhlas kok ditulis.

Pelarianku ke ahli herbal ternyata sia-sia, kista coklat yang bercokol di permukaan ovariumku tak berubah , malah semakin membesar, selama kurang lebih 2 tahunan ini. Kata dokter ukurannya 8,3 cm dan 7,5 cm, Allahu Akbar. .

Jujur, aku sedikit berbeda menerima keputusan ini, tak terlalu shock, terlihat biasa saja,
Entah apa yang kupikirkan, pasrahkah, lelahkah, semoga aku benar-benar kuat menjalaninya.

Tidurku nyenyak setelah kuterima ultimatum harus naik meja operasi, namun aku menjadi terjaga semalaman karena tiba-tiba mimpiku dikejar orang gila beberapa hari yang lalu sedikit terbuka tabirnya.
Allah mengirimku pada seseorang baik yang tiba-tiba menawariku berhektar hektar kolam kosongnya untuk ku pakai eksperiment lobsterku, seperti mimpi disiang bolong!

Otakku terjaga, apa yang harus kulakukan dengan semua ini, hmmm, kembali semangatku bangkit, aku harus sehat dulu, demi mewujudkan mimpiku.

Dokter memintaku maksimal dalam dua minggu kedepan harus ada keputusan segera diambil tindakan, rencananya minggu ini, suami sudah mengatur jadwalnya, ragu-ragu.

Semenjak pulang lebaran, si mbak pembantuku tidak kembali, terus bagaimana dengan anakku? cuma itulah yang harus dipikirkan.
Sudah deal, kakak dan ayah akan cuti 2 hari, bergantian menjagaku nanti.
Ternyata, sampai hari ini jadwalnya tetap ragu- ragu.

Sebenarnya, mama gak ingin sakit lhoh. . biar kalian gak harus repot-repot.
Hiks, jujur aku sedih.

Tak ingin menambah kesedihanku kuputuskan mengurusi baby-baby lobsterku, mereka tidak akan terurus selama aku sakit.
Alhasil, beberapa kolam kinclong kembali, bak-bak dilantai ataspun sudah terisi sekitar 100 anakan usia 2 bulanan.

Besok, jika tidak jadi masuk kamar perawatan, giliran menata indukan bertelor dalam kandang nyamannya satu persatu.

Hiks, tahu nggak, sebenarnya aku sedikit kacau menjelang hari H operasi ini, beruntung dengan sedikit mengalihkan perhatian ke lobster, aku merasa baik-baik saja.

Mau besok atau besok minggu depannya lagi, tidak mengapa kok. .
Sepertinya aku siap, Insya Allah. .


MEMILIH

Ada yang memaksaku memahami nyeri ini
Dendam
Kesakitan yang sebenarnya ku anggap tiada
Ternyata ada

Sayang
Aku memilih sehat
Dengarlah
Pisau tak terlihat itu sudah lebih dulu menyayatku
Aku ingin terlelap
Tanpa sakit
Untungnya pisau nyata itu menjadi tak terlihat
Pilihanku, sakit







Selasa, 04 April 2017

EKSISTENSINYA AKU

Entah kenapa ya setiap aku baca status atau note seseorang selalu tergelitik, apa kira-kira yang melatarbelakangi orang ini menulis demikian, hmmm, antara sirik, kepo atau sejenisnya nih. . he he
Tentunya ini berdasarkan pengalaman pribadiku . . .tara. . .!
Hayoh ngaku juga yang senasib. . !!

Ini dari aku sendiri, kalo kalian tidak setuju, yo weslah, tak kularang kok.

Pingin keliatan eksis, terus nulis sekenanya di medsos, bakal ketahuanlah apa yang ditulis mencerminkan situasi hati. Maksudnya bisa jadi curhat, menunjukkan jati diri, menyangkal dari suatu tuduhan, dan ada yang sengaja jahat, mencari huru hara. Yang terakhir ini sepertinya tidak terjadi denganku, sejauh ini sebab selain itu yang pernah aku lakukan, jujur iniii. .

Karena membaca kenyataan dan status maya, aku bisa mengambil kesimpulan sendiri apa yang sebenarnya terjadi dengan target kawan medsosku,
Paling-paling aku harus menanamkan pemahaman bahwa sangat penting menumbuhkan kepercayaan diri dengan menghargai semua potensi yang kita miliki. Hal yang menurut sebagean orang tak berarti apa-apa bisa jadi itu salah satu kelebihannya, minimal itu menjadi awal orang tersebut untuk bisa lebih berarti, lebih bisa dihargai dari sebelumnya.

Contohnya begini, ku ambil dari pengalamanku ya, aibku sebenarnya, hi hi. .

Dulu, dan mungkin sampai sekarang, aku adalah orang yang lempeng, tak ada greget untuk berprestasi, kecuali satu, ingin tetep memberi manfaat kepada orang lain, apapun jalannya, jiaaaah. . .inipun alibi yang harus dipertanyakan.
Mungkin karena aku berada di zona aman, dari segi ekonomi dan kehidupan sosial. Alasan ini juga pasti disanggah oleh teman-teman yang sejatinya memang dari awal sudah eksis. Aaah. . alesan aja deh. .
Namun, seiring waktu berjalan, berkumpul dengan banyak orang, konflik kehidupan, naik turunnya zona aman, membuat aku tergelitik untuk ikut-ikutan menjadi orang-orang yang selama ini sedikit aku remehkan.

Tetap saja ada alasannya kan?. . ada yang menggugat eksistensiku! itu prasangkaku!

Mulailah kutulis status galau,agar orang lebih memahamiku Hmmmm. . .jadi tergelitik meruntut status-statusku di awal hadir di medsos, terutama facebook dan twitter, Jadi geli  dan melabeli diri sendiri dengan fase teraneh dalam hidupku.

Bermodal "aku" yang dikenal sebagean besar kawan-kawan medsosku membuat aku harus kelihatan lebih dibanding adanya aku sekarang. Dari ini terlihat bahwa apa yang kutulis sedikit kulebihkan, hu huu. . ya karena aku harus terlihat lebih. .
Sebenarnya lebih yang kumaksud bukan berarti aku harus menjadi lebih bahagia, lebih berada, lebih bermakna, dan lebih yang lain. Jadinya kelihatan saat itu aku gak bahagia dunk. . waduh, ini bentuk penyangkalan nikmat.
Ada benarnya juga sih. ., saat itu situasi sedang tidak normal, galau, sakit hati, merasa direndahkan, sirik dengan postingan kawan, maka tercetuslah status yang aneh aneh tadi.
Jadi mana nih yang harus disalahkan?

Contoh yang lain begini, tentunya nggak semua kondisinya sama, aku hanya menuliskan beberapa keadaan yang kulihat antara realita dan dumay mereka.

Postingan keren, foto-foto ciamik, dari yang aseli ataupun editan terkadang bikin ngiri juga, kok aku gak bisa punya foto-foto dan postingan keren seperti mereka ya. . ? Duuuh. . .
Kalo yang hatinya baik, pastinya memberi jempol dan komentar yang melegakan penulisnya. Imbasnya terhadap pemilik hati yang baik adalah memacu semangat bagaimana cara dia bisa seperti mereka, minimal dengan melihatnya, menjadi ikut senang, menikmati kebahagiaan seperti yang digambarkan. Ini adalah imbas kebaikan yang ditorehkan penulis status yang berniat baik pula.
Beda halnya jika maksudnya untuk pamer dan menutupi kegalauan hati seperti contohku di atas, koment yang diharapkan tentunya yang memuji dan menangkan hati. Yang sebaliknya, diam-diam di delete!. .ha ha ha..

Padahal, padahalnya niih. . kehidupan real mereka tak sesempurna apa yang ada di duniamayanya. Terus kalo tau begini, apa yang harus kutulis diboks komentar??
Ini tergantung suasana hati juga, jika sedang baik, maka baiklah ulasannya, entah apa alasaanya, ingin menyenangkankah, ingin jujur terhadap isi postingan tanpa baperkah, atau tanpa maksud apa-apa, hampa. . untungnya dengan alasan yg tetap baik.
Namun jika hati sedang tak baik, adaa aja yang menonjok nonjok jari dan mulut untuk iseng meruntuhkan harapannya, hmmm jahat ya. . ?
Tenang. . aku termasuk orang yang tak sejahat yang kalian kira, paling-paling ya weslah, no koment. . he he

Kemunculan secara tiba-tiba seseorang yang lama raib pun itu berarti apa-apa, tentunya nggak sekedar kangen-kangenan. Jujurlah. . .hanya hati yang bisa menjawabnya.
Kesepiankah, tergugat kembali, ataukah mencari cinta lama yang belum kembali ??

Ada beberapa prasangka jawaban yang kalian simpan setelah membaca ini..boleh ku tebak ???

* Eksistensiku karena aku ingin memberi inspirasi
* Eksistensiku benar adanya, karena itulah aku
* Eksistensiku di dumay adalah pelarianku dari nyataku
* Eksistensiku adalah sisi lain dari hidupku
* Eksistensiku di dumay ternyata memberi warna hidupku
* Eksistensiku ternyata bisa menghasilkan, kenapa ditinggalkan. .
* Eksistensiku didumay juga pelarianku dari kegalauanku

Manakah pilihan anda??

Yang jelas, apapun itu jangan patah semangat untuk berubah, arahnya harus lebih baik. Jika itu ada tandingannya, berusahalah lebih baik dari mereka.
Jika sedang galau, jangan dekatkan jarimu ke sana, percayalah, suatu saat kamu akan menyesalinya.
Dalam lingkup zona aman, semua kegalauan adalah pengingkaran dari nikmat, melihatlah ke bawah, masih banyak hal yang harus kita syukuri.

Untuk para pencari eksistensi diri, teruslah berkarya, apapun masalahmu, apapun tujuanmu, jika itu membuatmu lebih percaya diri, berbuatlah. . .walaupun sebagian ada yang nyinyir, percayalah, mereka hanya iri melihatmu bahagia. . termasuk aku. . .ha hah. .
Kepo hanya menyiakan waktu jika hanya berhenti sekedar mau tau, namun kepo juga bisa memberi arti jika mau tau juga apa kebaikan yang bisa di ambil buat dirimu.

Selamat berkarya. .




Kamis, 30 Maret 2017

TIGA BELAS TAHUN KEMUDIAN

Ini adalah sedikit tulisanku tentang perjuanganku menambah anak.

Dari kelahiran anakku pertama tak sekalipun kami mengikuti KB, kami berharap anakku ke dua, ke tiga dan ke empat muncul kemudian. Bidan dan tukang urut desa mengatakan bahwa benih telur di rahimku banyak, kemungkinan kelah anakku banyak. Ternyata tak juga kunjung datang kehamilan yang kami nantikan.
Setahun, dua tahun, lima bahkan tiga belas tahun usia anakku yang pertama,

Ketika anakku berusia 5 tahun, aku pernah mengikuti saran dokter kandungan untuk menghangatkan rahimku. Beberapa kali aku menjalaninya dengan cara perutku di sinari dengan suhu tertentu.
Bosan dengan penyinaran kami merubah pola dan jadwal hubungan kami. Dari model gaya, jadwal jam sampai beberapa hal yang lucu dan aneh kami terapkan. he he. . japri ajah kalo kepo ya. .

Usia 7 tahunan aku pernah mengikuti program dokter juga, dengan cara tiup rahim, namun aku belum sempat menjalani tiup rahim karena aku merasa takut.
Ada cerita lucu saat mengikuti program ini. Aku di ajak tetanggaku dan dipaksa mengikuti program ini, karena kepeduliannya terhadapku. Beberapa kali menjalani pemeriksaan dokter, dia selalu menemaniku. Ternyata justru dia yang hamil. Dengan nada marah dia menyalahkan aku, karena dia belum siap untuk hamil lagi.

Pernah juga terulang kejadian ini pada sahabatku. Kami punya genk ibu-ibu teman TK anakku. Salah satunya melahirkan anak keduanya, Saat kami menjenguknya, sahabatku ini mencuri popok bayinya untukku. Ternyata ritual sakti itu manjur, sahabatku hamil anak keduanya, bukan aku, he he. .
Lagi-lagi aku yang disalahkan.

Ada keinginan mengulang terapi yang dulu pernah kulakukan, minum air tajin dan jamu tradisional, entah karena apa, aku malas mengulangnya kembali.
Hal yang kucoba terapkan adalah rajin makan buah-buahan, Hampir setiap hari aku membuat rujak dan  membeli mangga,

Aku konsumsi propolis juga, selama bertahun tahun, karena aku mengalami hipertensi, juga agar menambah kesuburan, katanya.
Bosan dengan propolis aku berhenti meminumnya, hingga akhirnya aku sering sakit sakitan.
Tentang ini panjang juga ceritanya, kuceritakan pada postingan jauh sebelumnya.

Pada saat aku sering sakit aku juga mengkonsumsi penenang atas pantauan dokter psikiatri  selama kurang lebih setahunan.
Setelah suasana tenang dan sehat inilah aku kembali menjalani pengobatan herbal di cempaka putih, Pak Zafar namanya, pengobatan ala persia.
Kami diberi ramuan untuk pria dan wanita masing-masing selama 4 bulan, Hanya sekali datang saja, harus suami itri dan membawa riwayat medik yang dimiliki.
Obatnya bervareasi tergantung keluhan pasien.
Sayangnya baru sebulan aku tambah sering keluar masuk rumah sakit, entah karena memang kondisiku sedang buruk ataukah akibat pengobatan ini. Aku menghentikan pengobatan. Suamiku tetap menjalaninya sampai lulus 4 bulan kemudian.

Kurang lebih 4 bulan kemudian penantian kami terkabul, aku positip hamil. Alhamdulillah. .
Akhirnya. . setelah 13 tahun menunggu. . .


Minggu, 26 Maret 2017

LIMA TAHUN KEMUDIAN

Setelah menulis bahan lomba kemarin, terbersit niat membagi pengalamanku mendapatkan anak. Sepertinya mudah, namun sebenarnya berliku.
Alloh mengajari aku bersabar, berusaha agar aku lebih kuat dan pintar dari sebelumnya.
Semua karena kebaikanNya, menganugerahi kami, sepasang anak yang insya Alloh akan kami didik dan rawat dengan sepenuh cinta kami.

Kami menikah di bulan Mei 1995,  di usia suamiku 25 tahun dan aku 22 tahun. Saat itu kami sedang menyelesaikan skripsi yang kebetulan satu judul. Agar tugas cepat selesai dan menghindari fitnah, kami memutuskan menikah walaupun kami belum lulus kuliah.
Awal tahun 1996 kami berhasil lulus dengan nilai skripsi yang cukup memuaskan.

Setelah wisuda, kami memulai babak baru kehidupan. Sebelumnya biaya hidup kami masih ditopang orang tua, karena kami masih belum bekerja, kami bergantung dengan biaya hidup anak kuliahan, masing-masing.
Kami memutuskan memulai hidup berdua di pulau Bali, anggap saja kami berbulan madu, he he. .
Kehidupan di sana kami lalui dengan suka duka yang terasa indah, bagaimana tidak, kami sudah bertekad tidak bergantung dengan orang tua lagi. Apapun keadaan kami sepertinya baik baik saja, dan memang kami anggap baik-baik saja.

Jika liburan kami menjelajahi pulau Bali, ber empat. Ada 2 orang lagi sahabat sepenanggungan yang selalu bersama. Hidup sepertinya tak kekurangan apa-apa.
Tak terasa hampir lima tahunan semua berjalan seperti ini, hanya setiap kali libur lebaran selalu ada pertanyaan tentang keberadaan momongan yang belum juga hadir diantara kami.
Ternyata sudah lima tahun. .

Karena sudah mulai risih dengan pertanyaan-pertanyaan itu, aku mulai memikirkan kekuranganku ini, aku mulai bertanya ke tetanggaku kostan. Ada yang menyarankan ke dokter, ada juga yang menyarankan pijat dan juga minum ramuan jamu tradisional.

Aku masih ingat beberapa hal yang kulakukan yang berkaitan dengan terapi ingin punya anak, tapi aku tidak tahu persisnya terapi yang mana yang paling manjur.
Step step terapiku juga tidak berjalan berurutan, biasanya selesai terapi satu, aku akan jeda beberapa bulan, memastikan apakah terapiku manjur atau tidak.

Yang pertama kulakukan adalah stop konsumsi obat. Aku kategori orang yang gampang lelah dan pusing, Hampir seminggu sekali aku minum obat sakit kepala dan kadang kala tolak angin. Semenjak memulai terapi aku menggunakan cara kerokan jika aku mengalami sakit kepala, kalaupun tak mempan aku berusaha semaksimal mungkin tidak minum obat.

Hal kedua yang kulakukan adalah makan buah. Kondisi perekonimian kami tidak bagus, membeli buah adalah sesuatu yang masih mewah buatku. Beruntung kami mempunyai tetangga supplier keranjang buah dari rotan. Seminggu sekali mereka mengirimkan kerajiannnya ke beberapa toko buah langganannya, pulangnya mereka membawa sekeranjangg besar buah yang sudah di reject toko, beberapa masih bagus dan segar. Kami selalu mendapatkan jatah berkilo-kilo buah beraneka macam. Plum merah, hitam, pear, apel merah, kuning dan ijo, jeruk kecut sampai yang manis. Hmm, alhamdulillah yaa. . .

Selanjutnya adalah hal yang paling tidak enak. Aku harus meminum air bilasan beras setiap hari. Beras yang kumasak kucuci dengan air matang dulu, bilasannya ku simpan sampai setengah hari. Kalo bisa sih sehari sebenarnya, tapi aku pernah merasakannya, basi. .
Akhirnya aku meminumnya setelah setengah hari kuperam.
Ada cara lainnya, beras dimasak dulu, air didihannya pertama itulah yang diperam sehari untuk di minum, air tajin namanya.

Terapi yang terakhir adalah jamu tradisional jawa. Bahannya terbuat dari jamu-jamuan jawa seperti biasa ditambah satu ramuan pokok, yaitu pohon pepaya gantung.
Pohon pepaya itu diambil mulai dari akar, ponon daun sampai bunganya.
Biasanya pohon yang baru keluar bunganya itu di cabut samapi akarnya kemudian di rebus bersama bahan-bahan jamu jawa untuk kesehatan dan kesuburan.
Aku mempunyai tukang jamu asli dari solo waktu itu yang membuatkanku ramuan tersebut.

Benar lhoo, setelah 3 bulanan aku menjalani terapi itu, aku positip hamil anak pertamaku. Kejutannya lagi, beberapa orang yang tinggal di lingkup kostanku juga ikutan hamil. Bahkan ibu baik hati supplier keranjangpun ikutan hamil, padahal dia sudah menjadi seorang nenek. Setahuku dia kemudian menggugurkan kandungannya.

Tukang jahit sebelahpun juga demikian, dia sudah 12 tahun tidak mempunyai keturunan, bersamaan dengaku dia akhirnya hamil juga. Ada lagi, seorang istri simpananpun akhirnya juga ikut hamil, nasibnya juga buruk, dia terpaksa juga dibuang sebelum ketahuan suaminya, Naudzubillahi mindzalik.
Padahal banyak orang sepertiku yang begitu menginginkan kehadiran seorang bayi.
Ibu kost kami juga hamil, tetangga sebelah juga hamil, total ada sekitar 10 anak yang seumuran dengan anakku pertama.
Entah karena jamu yang diminum kami sama, ataukah memang sedang musimnya hamil, Walllohu älam'. .

Bagiku, ini adalah anugerah Illahi buat keluarga kami, doá kami pasti sudah disimpan oleh Nya, hendak di beri ketika saatnya kami siap diberi amanahNYa.
Trimakasih ya Alloh.. . jadikanlah anakku menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah kelak, aamiin. .



Senin, 20 Maret 2017

JANGAN PERNAH MENYERAH

Usiaku 39 tahun, 4 tahun yang lalu..

"Bapak dan Ibu sudah selesai melempar jumroh.  Alhamdulillah, ibadah hajinya sudah selesai," Bapak memberi kabar dari telepon genggamnya. Jam 23.17 WIB, seingatku.

Kutarik selimut meneruskan tidurku kembali disamping suamiku yang tetap lelap dengan mimpinya. Biasanya dia terbangun dengan mimpi yang sepertinya sama. Kukira sebagian adalah khayalannya saja.
"Ma, semalam Ayah mimpi, Kakak punya adik lagi, wajahnya mirip Kakak. Kulihat teliti, ya Kakak kecil itu dah. . ."

Selalu sama, selama 13 tahun.

Adzan subuh membangunkanku, kulirik testpack yang ada di laci meja.
"Jangan-jangan bulan ini hamil, siapa tahu doá yang kutitipkan bapak dan ibuku terkabul!."
Sempat gemetaran dan tak percaya, testpacknya muncul dua garis merah.
 "Ayah, lihatlah, Mama punya hadiah buat Ayah. . .".
Aku memeluknya, dia menangis haru.
 "Akhirnya kita bisa punya anak lagi!.''

Kujalani kehamilan ajaib ini dengan penuh hati-hati, mengingat usiaku yang tak lagi muda. Sampai kemudian menginjak usia 4 bulan, tiba-tiba muncul flek coklat di celanaku. Lemas dan deg-degan saat itu. Padahal minggu ini sedang proses pindahan ke rumah baru karena masa kontrakan kami sudah habis.
Dokter memberiku obat penguat kandungan. Aku disarankan  tidak melakukan aktifitas yang berat lagi.

Beberapa hari kemudian, kehati-hatianku tak juga berpengaruh banyak, bukan lagi flek coklat yang ada, namun benar-benar darah merah yang mengalir, seperti haid. Panik, tentu saja.
Suamiku bergegas membawaku ke dokter kandungan. Kali ini aku terpaksa pindah ke dokter yang lebih senior lagi. Ditemukan virus dan kelainan pada kandunganku.
Toksoplasma, posisi mulut rahimku dan plasenta previa yang membuat kandunganku gampang pendarahan, jika aku melakukan aktifitas yang sedikit berlebihan.

"Bedrest total!, buang air kecilpun harus pakai pispot ya..!.'' Sedikit memaksa dokter menasehatiku.

Demi impian, aku tak mengeluh sedikitpun. Suamiku juga sama, dia merawatku dengan sabar. Si kakak juga.
Mereka berdua melayani diri sendiri setiap hari, dari membuat sarapan sampai makan malamnya. Semua bersuka cita menyambut kehadiran adik kecil, perempuan, berambut ikal dan panjang, impian kami.

Sebelum aku hamil, ada satu penyakit yang aku derita, sampai berganti dokter beberapa kalipun belum ditemukan apa penyebabnya.
Mungkin karena hormonku sedang baik saat kehamilan, aku sedikit merasa lebih baik. Terkadang aku merasakan kelumpuhan, denyut nadi yang meningkat dan kelelahan yang sangat. Dokter bilang, itu hanya karena kehamilan dan akibat bedrest saja. Aliran darah menjadi tidak lancar sehingga aku sering mengalami kelumpuhan.

Belakangan diketahui, penyakitku adalah Hipokalemia, diakibatkan ada tumor yang tumbuh di kelenjar adrenalinku. Keadaan yang aku alami saat kalium darahku menurun adalah seperti lampu yang voltase listriknya sedang turun, kriyip-kriyip mau mati, he he. ., tiba-tiba lumpuh, berdebar, ketakutan yang sangat, berfikiran mau dijemput malaikat maut dan lebay, begitu kata suami dan anakku.
Penampilan fisikku tak berubah, namun tiba-tiba aku sudah terbaring di rumah sakit, karena aku mengeluh lemas, berdebar kencang dan mau mati.

Bulan ke 5 kembali terjadi pendarahan, aku diwajibkan kontrol seminggu sekali. Janin sewaktu-waktu bisa keluar jika kondisiku tak juga membaik.
Berbagai saran dokter sudah kuturuti, termasuk jangan banyak bergerak, walaupun ditempat tidur. Istighfar dan terus berdoá, berharap semua baik-baik saja.
Kulewatkan waktu dengan banyak membaca dan membuat kerajinan tangan, menyulam, untuk mengurangi kebosananku terbaring diam setiap hari, sampai menjelang kelahiran nanti, kurang lebih 4 bulan lagi.

Beberapa kali masih terjadi pendarahan, kulewati dengan beberapa kali  opname di rumah sakit, Masya Alloh, semoga aku di beri kekuatan.
Kusiapkan beberapa catatan, untuk suamiku, untuk kakak dan untuk calon bidadari kecilku.

Untuk suamiku, aku menitipkan pesan, jika kelak terjadi sesuatu dengan kami, utamakan keselamatan si adik. Kasihan, dia masih belum menikmati dunia, biarlah dia selamat terlebih dahulu.
Aku juga menuliskan catatan cara membesarkannya walaupun tanpa aku.

Untuk anak laki-lakiku, aku berharap dia menyayangi sang adik, layaknya angan-angannya dulu jika kelak dia diberi kesempatan mempunyai teman hidupnya, adik perempuan berambut keriting dan panjang.

Ada beberapa tulisanku untuk si adik, sedikit menggambarkan siapa ibunya, seberapa cantiknya dan harapan-harapanku terhadapnya kelak.

Bukan lagi menghitung minggu, hari demi hari yang aku lalui seperti ajaib menurutku.
 "Aku terbebas dari maut!." Begitu pikirku jika aku terbangun dipagi hari.
Kulakukan persiapan dengan perasaan yang tak menentu, antara senang dan ketakutan akan kematian.

Menjelang bulan ke 8 kesehatanku lebih baik. Aku sudah diijinkan turun dari tempat tidur, beraktifitas ringan walaupun jika terlalu berlebihan, tiba-tiba bisa terjadi kontraksi,

Karena beberapa kali masih juga terjadi kontraksi, akhirnya aku harus disuntik pematangan paru. Dikhawatirkan jika kontraksiku bertambah sering, akan berakibat janin lahir prematur. Sekitar 6 kali injeksi di masukkan ketubuhku, rasanya aneh setiap kali jarum suntik itu mengalirkan isinya. Tidak sakit, namun rasa geli yang panjang dan aneh. Sebelumnya juga pernah kujalani suntikan ini sebanyak 10 kali, di usia kandungan 6 bulanan..
Alhamdulillah, selalu ku ucap syukur usai menjalaninya.

Sampai minggu ke 34, berat janin masih di bawah normal. Aku diharuskan mengkonsumsi ice cream untuk membantu menaikkan berat badan janin.
Awalnya enak saja makan ice cream, tapi kalo setiap hari harus menghabiskan minimal 350 ml, neg juga rasanya.

Menjelang proses operasi, kepala adik masih di atas, tensiku juga masih tinggi, rata-rata 160/105. Suster dengan telaten menenangkanku dengan berbagai cara, hingga diketahui detak jantung bayi mulai melemah. Akhirnya dokter segera mengambil tindakan, operasi harus segera di lakukan.

Hari Selasa, jam 10.15 lahirlah bidadari kecil kami, cantik seperti ibunya, ehem. . .
Panjang 48 cm, berat badan 2,8 kg.
Alhamdulillah, kondisinya sehat, normal, begitupun aku.
Belum juga selesai merapikan jahitan, dokter menanyaiku, Äpa masih mau nambah lagi, Bu ?."
Spontan aku menjawabnya, "Mau, Dok..," dengan wajah bersemangat.

Was-wasku terbayar sudah. Hilang semua takutku melihat wajah tak berdayanya.
Aku harus sehat demi dia, si kecil yang kami nantikan 13 tahun ini. Apapun yang terjadi, aku harus bisa menemaninya, menjaganya sampai setua mungkin.

Ada yang lucu dengan tingkah si Kakak, sampai seminggu setelah adiknya lahir, dia sama sekali tidak tertarik menengoknya, sesekali saja dia melihat tanpa menyentuhnya. Pernah ku paksa untuk menyentuh adiknya, eh, buru-buru dia ambil air wudhu, bukan muhrim katanya.
Kakak baru terlihat bertingkah biasa setelah kurang lebih sebulan kemudian. Itupun masih saja terlontar pertanyaan, "Anak siapa ini, kok tiba-tiba ada di rumah kita?."

Karena kondisiku selama menyusui kembali menurun dan harus bolak balik opname, aku memutuskan menjalani operasi pengangkatan tumor setahun setengah kemudian. Penundaan tindakan itu di ambil karena aku masih ingin memberi ASI selama mungkin.

Sekarang kondisiku sudah benar-benar pulih, bisa menikmati keseruan menjadi seorang ibu kembali. Bersyukur setiap harinya, menjalani peran seorang ibu bagi dua anakku dan juga seorang istri yang baik adalah bentuk terimakasihku pada Alloh, bahwa aku sudah di beri kepercayaan seorang anak lagi, sudah disembuhkan dari penyakit yang sudah 5 tahun tidak diketahui penyebabnya.

Anakku. . .
Bukan lelah yang ingin ibu bagi
Namun semangat ibu berjuang untukmu
Kalaulah ada perasaan takut
Itu karena adik kembarmu yang bercokol di adrenal ibu
Maafkan ibu yang sempat berfikiran meninggalkanmu

Sekarang. .
Yuk. . kita songsong masa depanmu bersama
Dengan Ayah
juga Kakak.. .
Cinta kami semua
Untukmu. .



Tangerang, sambil momong anak


Tulisan ini semata -mata untuk menguatkan semangat teman-teman yang sedang berjuang mendapatkan anak, semoga bermanfaat.

Trimakasih mbak #GADianOnasis atas kesempatannya berbagi cerita.

Temans,Yuks ikutan lomba ini di http://www.dianonasis.com/2017/02/ga-perdana-dian-onasis-tema-anak-itu.html


Beberapa catatan :

- Toksoplasma   : Virus yang bisa mengakibatkan kecacatan pada fetus/janin.

- Placenta Previa : Kondisi dimana seluruh atau sebagian placenta menutupi jalan lahir bayi, pada kondisi normal seharusnya bergerak naik ke atas menjauhi mulut rahim.

- Hipokalemia : Kondisi kekurangan kalium dalam darah. Ada tulisan tentang penyakit ini di postinganku sebelumnya. http://space-mama.blogspot.co.id/2015/02/aku-sembuh-dari-hipokalemia-semoga.html

- Kelenjar Adrenal : Kelenjar yang meproduksi hormon adrenalin, hormon yang mengatur dan memacu aktifitas jantung, metabolisme glukogen terutama saat stres, menstimulasi otak menjadi waspada dan lebih sensitif.




Selasa, 24 Januari 2017

TANAH DIJUAL






Tanah saya pribadi, kosong di dekat Cisauk, Cikoleang luasan 200 m2

300 m dari jalan raya Cisauk Cikoleang.

Depan LAPAN Cikoleang

Prospek bagus karena bakal ada akses tol Cisauk

Status tanah masih AJB,

Harga 1,5 jt/m2 nego

RUMAH DIKONTRAKKAN





Rumah luasan 70/162 m2

Alamat Perumahan Pondok Jati Sidoarjo, 5 menit dari pintu tol sidoarjo Jawa timur.

Lingkungan asri, ramai dekat dengan fasilitas umum, 25 menit dari bandara juanda dan 5 menit dari stasiun KA Sidoarjo.

Dikontrakkan apa adanya, harga hanya 15 jt/thn.

Kondisi rumah baik2 saja, hanya kurang perawatan karena saya ada di luar kota.
Yang terpenting buat saya rumah ada yang menempati,