Jumat, 06 Mei 2011

MENJELANG HARI 'H'

Wisata Hati ------------> part 1

Selasa, 20 April 2011

Baru semalam suamiku pulang dari Lampung tempat kerjanya.
Pulang dengan masih membawa beban pekerjaan, beban beberapa kasus yang menandakan ketidak relaan si bos akan cuti panjangnya.
Ancaman PHK, tanpa gaji bulan ini sampai mengembalikan semua aset yang menempel darinya, mulai laptop sampai sekedar simcard simpatinya.
Beruntung mobil masih bisa dibawa pulang, namun harus dititipkan di kantor jika kami berangkat.
Semua terlewati dengan imbalan kesabaran, harus bisa berangkat apapun resikonya, itu motto hari itu.

Alhamdulillah sampai juga suamiku dihadapanku, kulihat wajah lelahnya, "Yang sabar ya Yah...semoga Allah memberi hikmah atas keruwetan ini'.

Batukku, batuk suamiku seminggu ini belum juga hilang, suhu badan mendadak naik, berikut tensi darahku, 150/110. Aku terpaksa menghadap dokter umum, minimal ada obat yang bisa meredakan batuk dan menurunkan tekanan darahku.

Stress dan panik!,
Obat, satu-satunya alasan yang bisa menenteramkan hati, bagaimana tidak?, jika kupaksakan berfikir, itu adalah sesuatu yang tidak beres dalam tubuhku, aku akan bertambah panik.
Bismillah...semoga ada lagi hikmahnya.

Hanya anakku yang kondisinya fit saat itu, Bapak dan Ibu mertuaku juga lumayan sehat sepertinya. Mereka belum kerumahku, masih menginap di Depok tempat kakak ipar.
Kabarnya juga, besok pagi mereka malah merencanakan berjalan-jalan di TMII bersama cucu-cucunya.
Semoga mereka bisa menjaga kesehatan, itu harapanku.

Suamiku datang dengan membawa banyak baju-baju koko putih untuk kami dan bapak ibunya, alhasil, harus kucuci dulu hari ini. Hanya tinggal membilas ringan dengan air sabun, menghilangkan sisa pengawet kain yang menempel.
Bau chinanya (istilah bau baju baru) juga harus dihilangkan.

Sisa waktu hari ini, kusempatkan ke ITC membeli beberapa kekurangan perlengkapan yang mesti kubawa, payung, sandal, sajadah dan topi joshua, berjaga-jaga terhadap perubahan drastis iklim di sana.
Info kuperoleh dari teman-temanku, katanya disana panas terik atau malah dingin menusuk tulang.
Semua kutampung dan kupersiapkan matang.


Rabo, 20 April 201

Agendanya hari ini menunggu Mul (khadimat sewaanku) setrika dan mengepack baju-baju bawaan dalam koper.

Koper bawaan dari travel ada 5 bh, untukku, suami dan anakku., juga bapak/ibu mertuaku.
Urusan bapak/ibu mertua kuserahkan pada ke 4 anaknya yang akan datang esok hari.
Biarlah tenagaku kufokuskan untuk bawaanku sekeluarga dulu, hitung-hitung menghemat tenaga untuk esok keberangkatan juga, toh ipar-iparku besok datang ke rumah kok.

Tas bawaanku beranak dua, jadi total ada 5 koper yang kubawa esok, wuih...banyak nian...!
Entahlah...kenapa segitu banyak bawaanku?, padahal punya bapak/ibu mertuaku hanya beranak satu, tiga koper jadinya,plus tas dari travel untuk bawaan cabin.

Kuteliti lagi, kenapa segitu banyak bawaanku?, namun tetap semua yang sudah kutata memang diperlukan.
Akhirnya...sudahlah...kubiarkan berat bawaanku, toh langsung masuk bagasi dan langsung sampai didepan kamar hotel, tanpa susah-susah menenteng keluar bandara.
Pihak travel sudah melayani semaksimal mungkin memudahkan jama'ah.
Sampai sore, acaraku packing baru kelar.
Alhamdulillah....tinggal sedikit-sedikit barang yang menyusul jika tiba-tiba teringat masih kurang.

Sore itu giliran mobil harus sudah dibawa ke proyek, lumayan jauh di Jakarta Pusat.
Kasihan juga melihat suami berangkat sendirian kesana. Aku mesti merapikan rumah sebab esok hari rombongan kakak iparku dan mertuaku datang.
Semua bawaanku harus rapi dulu, jika tidak, bakalan heboh dan semrawut pastinya.

Jam 22.00 suami baru sampai kembali kerumah, macet itu penyebabnya, maklum banget dengan Jakarta.
Batuknya masih membandel, begitu pula dengan batukku.
Bukannya langsung istirahat tidur, dia malah merampungkan tugasnya.
Si bos mengharuskan meng-email sejumlah data esok paginya.
Astaghfirullah....
Semoga Allah memberi kesabaran berlebih pada kami...


Kamis, 21 April 2011
 
Benar juga, begitu rombongan kakakku datang, riuh sudah seisi rumah, mungkin kalo sempat kuukur lagi tensiku, dia naik kayaknya...^-^

Karakter mereka berbeda denganku, heboh dan banyak rencana...
Duuh, aku jadi pura-pura sibuk dengan bawaanku yang sudah beres, daripada tambah heboh dan capek sendiri!. Biarlah mereka membereskan bawaan bapak/ibu mertuaku.
Aku mendengar dan menyimak saja...banyak pesan-pesan yang mesti kucatat harusnya, namun aku hanya meng-iyakan saja. "Apa kata nantilah..." pikirku.

Usai makan siang yang kubeli di warung belakang rumah, kami berangkat beriringan, kami menyewa taksi.
Mobil taruna mereka tak muat untuk 8 buah koper, 4 anak-anak dan 8 orang dewasa.

Tepat jam 12.45 kami meluncur menuju Bandara Soekarno Hatta.
Airport Hotel tujuan kami, seluruh rombongan Tazkia Travel berkumpul disitu. Rute kami terminal II E.

Berulangkali Bu Ismet ( pegawai travel ) memperingatkanku akan banyak hal, beliau khawatir karena tak satupun rombongan kecil kami ikut manasik, dikhawatirkan kami kebingungan dengan banyaknya agenda yang dipersiapkan pihak travel.
Dengan sopan dan merendah, kuyakinkan pada beliau, bahwa Insya Allah kami siap, dan kami akan berusaha menoleh kekanan dan kekiri teman-teman yang sudah mengikuti manasik.

Sampai di Airport Hotel, ada kehebohan kecil, saudara-saudara iparku protes dengan bawaan kami yang segitu banyaknya, apalagi kondisinya, bapak mertuaku pakai kursi roda, suamiku praktis yang mengurusnya. Ibu, mesti digandeng dan dituntun juga, praktis itu adalah tugasku.
Terus barang-barang??, anakku ??

Mereka ada benarnya, akhirnya mereka membongkar muatan koper-koper ditempat itu juga, menyisakan 2 koper kosong.
Aku menyarankan koper-koper itu tetap dibawa walaupun kosong dan langsung masuk bagasi. Bawaan di cabin cukup 3 buah koper saja.

Planingku, suamiku tetap fokus ke Bapak dan kursi rodanya, aku menuntun Ibu dengan masing-masing menenteng koper beroda satu-satu, dan anakku membawa kopernya sendiri.
Tentu saja planing itu berlaku setelah para iparku pergi, *-*
Bismillah....semua sehat kok...dan ini masih di Indonesia, kondisi di negara Arab katanya  lebih kejam lagi...

Menjelang beragkat terjadi peristiwa lucu, sewaktu naik eskalator, Bapak yang dituntun Suami dan Kakak iparku sempat melorot celananya, hwaaaa......ternyata Bapak tidak memakai ikat pinggang!, alasannya karena sudah memakai korset. Akhirnya Kakak iparku merelakan ikat pinggangnya dipakai Bapak. ada-ada saja...

Sebuah peringatan kecil, beliau masih dituntun dua orang anaknya, padahal selama umroh praktis yang menuntun  hanya suamiku.

Ada selentingan kecil yang menggoreskan 'sesuatu' di hatiku, saat Kakak iparku mengucapkan kata-kata,
" Jangan marah jika nanti Suamimu hanya mengurusi Bapak!".

Seharusnya dia tak mengurangi ikhlasku secuilpun dengan kata-katanya, aku hanya ber istighfar dan berusaha tak merubah mimik lelahku.

Ada jamuan hotel yang melegakan, koktail, juice, buah dan masakan lezat, opor dan rendang..kulahap semampu perutku menerimanya, mumpung masih berbau Indonesia, itu pikirku.
Halaaah, lapar dan mumpung sih, alasannya....^-^


Ada ceramah singkat berikut pembekalan situasi Makkah dan Madinah oleh Ust Antonio Safe'i pemilik PT. Tauba Zakka Atkia ( Tazkia Tour and Travel ), tentang cuaca, keadaan alam dan penduduk Makkah dan Madinah.

Point pentingnya adalah, penduduk di sana menjengkelkan dan kadang seenaknya sendiri. Apalagi saat cek keimigrasian di Bandara.

Paspor dibagikan setelah itu.

Ada nenek yang sudah lemah tertidur saat ceramah pembekalan, dia bersama seorang cucu laki-lakinya yang menemaninya berangkat umroh. Subhanallah...semangatnya untuk ibadah tak lekang oleh usia.

Setelah asar, kami berpisah dengan pengantar, rombongan berangkat menuju ruang check in dan ruang tunggu.

Pesawat yang kami tumpangi adalah GA 982  jam 18.45 WIB, sampai Jeddah jam 00.15 WSA
Kami menyempatkan maghrib dulu di ruang tunggu, sementara musholla mungil bandara penuh sesak dengan jamaah umroh yang kebetulan jadwal keberangkatannya sama dengan kami. Kubaca ada Talbiya,Fathimah Zahra dll.

Kami berebut tempat duduk di situ, maklum penumpang yang antri banyak banget, terpaksa kami selonjoran di lantai, menunggu boarding.




Kubiarkan anakku bermain dengan tas kopernya, sesekali ke toilet, melongok jendela, melihat lalu lalang pesawat dan mondar mandir membelikan minuman untuk kami.
Alhamdulillah ...Allah memberi keceriaan padanya, sehat dan tanpa keluhan.
Bismillah...semoga semangatnya tetap tinggi sampai ibadah selesai.

Delay sekitar setengah jam-an, akhirnya kami bisa boarding, masuk pesawat.
Jalan masuk terbagi menjadi 3 jalur, Suamiku dan Bapak sudah terlanjur duluan memasuki jalur khusus penumpang memakai kursi roda. Tinggal aku, anakku dan Ibu.

Ternyata anakku berbeda jalur dengan aku dan ibu, terpaksa dia sendiri berbaris bersama penumpang lain menenteng kopernya melalui jalurnya.
"Nanti bilang ke mbaknya (pramugari) minta tolong naikin kopernya ya...", nggak tega juga melihatnya. Namun melihatnya pede, aku membiarkannya meninggalkanku yang masih tertegun kasihan....

"Kutitip dia Ya Allah..." pintaku dalam hati...Toh nanti didalam pesawat kami duduk bersebelahan kok...

Aku tiba duluan...kulihat dia meneliti nomer seatnya, wajahnya semringah melihatku sudah duduk di kursiku.

Tempat dudukku terpisah sendiri. Bapak, Ibu, Suami dan anakku duduk dalam deretan tengah berempat. sedang aku, dideretan samping dekat jendela yang terisi 3 seat.
Aku duduk dengan sepasang suami istri yang belakangan kutahu mereka serombongan Tazkia namun berbeda Bus.



Penerbangan dengan pesawat berbadan besar, nyaman juga ternyata. Walaupun perjalanan memakan waktu sampai 9 jam, semua terasa nyaman.
Kami hanya tinggal duduk sambil mengantuk, tiap dua jam ada reservasi mulai sekedar air minum, roti, tisue basah sampai makan malam dan makan pagi.

Duh...rasanya perut belum sampai lapar sudah harus terisi lagi. Sayang kalau nggak dimakan ...^-^
Aroma masakan masih  opor dan rendang, masih pula berasa khas Indonesia, maklum kalau akhirnya ludes semua masuk dalam perut. Halah....

Sempat kepala terasa pegal karena posisi tidur yang monoton, sesekali aku terbangun mengintip anakku dan suami yang duduknya jauh terpisah disebelah...ealaaaah...ternyata mereka juga ngintip aku!...^--^..

Belum selesai jam berputar ke empat kalinya semua sudah saling kangen...

Kadang-kadang anakku berjalan keliling sambil mendekati tempatku, duduk dipangkuanku dan menyandar manja, kemudiaan kembali lagi disisi ayahnya.
Sedangkan si Ayah hanya bisa memandang iri dari tempat duduknya.

Perjalanan yang mengasikkan.... sudah terasa dari awal keberangkatan kami.
Sungguh, sebuah  wisata hati yang berharap limpahan pahala, banyak yang igin kupintakan kelak untuk mereka, belahan jiwa dan hatiku.

Senyum dan semangat mereka menemaniku menghabiskan jam-jam penerbanagan sampai tak terasa sudah mendekati tujuan.
Alhamdulillah...tepat jam 00.30 an, pesawat mendarat dengan selamat di bandara King Abdul Aziz Jeddah.

"Ya Allah....berilah kenyamanan dan kebaikan di negara tujuan kami ini, orang-orangnya dan apa-apa yang ada didalamnya, hindarkan dan lindungi kami dari keburukan negara ini, orang-orangnya dan apa-apa yang ada di dalamnya......"

Kulepas sabuk pengaman, kukemas barang bawaan, aku berdiri mengantri keluar dari dalam pesawat....

Bismillah..
Labbaik Allahumma Labbaikk....

Tidak ada komentar: