Senin, 09 Mei 2011

MENDAPATKAN KADO ISTIMEWA

 WISATA HATI --------------> part 8

Agenda hari ini adalah istirahat  dan  melengkapi ibadah sunnah lainnya.

Setelah hilang lelah dan kantuk, kami masih penasaran ingin melakukan thowaf kembali, Bapak memutuskan tak ikut.

Usai dhuha kami berempat melakukan thowaf sunnah. Alhamdulillah, masih terlihat longgar ..

Anakku juga masih disibukkan dengan do'a-do'anya, ªku berusaha mengalihkannya dengan do'a ringan ŷanğ dihafalnya, kadang masih bisa diikutinya namun kadang hilang, kalah dengan do'anya meminta sederet mainan.

Lancar kami menyelesaikan putaran sampai tujuh, kami berdo'a di Multazam ( kami hanya bisa mengambil arah sudutnya, karena sdh tidak memungkinkan, manusia berjubel sesak disitu..)

Alhamdulillah posisi kami berada di sudut hajar aswad dan pintu Ka'bah, berada didepan garis maqom Ibrahim.
Setelah itu kami mundur kebelakang, sholat sunnah di belakang maqom Ibrahim.



Setelah selesai kami berempat beriringan menuju Hijr Ismail. Dalam desakan banyak orang kami berhasil menyentuh Ka'bah..
Subhanallah...Allohu Akbar!

Seolah terbius, hati kami langsung luruh..

Isak tangis tak terbendung lagi keluar, sampai dadaku sesak, sedu sedan memaku tangan dan wajahku pada bangunan kokoh berselimut sutra itu. ªku keluarkan segenap laraku, ªku adukan semuanya...

Disampingku, suamiku juga tenggelam dalam tangis panjangnya, ibunya mengusap-usap punggungnya, air mata Beliaupun menetes menyaksikan sang anak menyelesaikan pengaduannya.

Sementara anakku juga terlihat sembab matanya, dia bingung menyaksikan kami menangis, dia hanya terdiam bersandar Ka'bah..
Melihatku dan ayahnya menangis..

Setelah puas mengadu, kami mundur kebelakang menuju deretan orang-orang membentuk shaf sholat.
Tujuan kami mencari tempat terlindung agar tak terinjak lalu lalang orang.

Alhamdulillah..sekaligus kami menemukan 4 tempat aman. ªku ŷanğ paling rawan tempatnya, berada dipinggir dan berbatasan dengan orang ŷanğ desak-desakan mencari tempat sholat.

Atas Kuasa Allah, ªku mendapat perlindungan barisan orang ŷanğ sabar mengantri tempat shaf kami.

Kami selesai dengan aman..beriringan kami keluar dari Hijr Isma'il, mencoba melihat peluang menuju Hajar Aswad!

Anakku berada didepan ayahnya, tiba-tiba ada seorang laki-laki warga negara Indonesia menggandeng erat anakku, kutanya pada suamiku

"Apakah dia orang kita?" Suamiku menggelengkan kepala.

"Hati-hati Yah..pegang anaknya!" jawabku agak khawatir.

Lelaki itu menanyakan sesuatu pada anakku "Mau cium Hajar Aswad, Dek?"

Dengan polosnya anakku mengangguk.

Kami mengikuti lelaki itu menerobos kerumunan orang,
"Hati-hati Pak, jangan lepas pegangan!, ikuti petunjuk kami!" kata lelaki itu sambil terus membawa anakku mendekati Hajar Aswad.

Mendadak hadir disamping kami beberapa orang, mereka membuat pagar hidup membawa kami semakin dekat dengan batu surga itu.

Berada ditengah-tengah ratusan orang dalam satu titik tuju ŷanğ sama, berebut tempat, Masya Allah.. Seperti tenggelam dalam lautan rasanya..
Sebentar ªku melongokkan kepala mengambil nafas,kemudian kembali memusatkan tenaga menahan himpitan banyak orang. sekilas kulihat anakku ŷanğ sempat terjatuh ditangga dibawah batu dalam rumah emasnya,

"Bangun Dek!, jangan sampai jatuh!". kudengar lelaki itu berusaha melindungi anakku, dia kulihat berhasil memasukkan kepalanya dalam liang batu.

Tangan-tangan kekar berusaha menghalau kepala kecilnya,
 "Allahu Akbar!"
 ªku hanya bisa menahan nafasku, menyaksikan perjuangannya.

Setelah itu tak lagi kulihat anakku.

Giliran suamiku, tak begitu jelas ªku melihatnya, saat itu ªku sedang berjuang melawan himpitan manusia-manusia kekar itu,
"Ibu, jangan menyerah..kepala tetap menengadah agar bisa bernafas, jangan sampai jatuh!" kata lelaki ŷanğ melindungiku.

Sekilas kulihat tatapan mata suamiku, tangannya perlahan terlepas dari tanganku.

"Kita bertemu di belakang Pak" kata lelaki ŷanğ melindungiku.

Masih terbayang (bahkan sampai sekarang..) tatapan mata suamiku dipuncak kepasrahannya, saat melepas genggaman tangannya dari tanganku. Seolah itu untuk ŷanğ terakhir kalinya..

ªku tak melihatnya kemudian.
Sayup masih kudengar suaranya , "Alahu Akbar!"

Satu-satunya ŷanğ masih dalam genggamanku adalah tangan Ibu.
Tubuh rentanya merapat dan dalam perlindungan dua orang lagi dibelakangku.

Giliranku, ªku mengerahkan sekuat tenagaku melawan tubuh-tubuh beragam bangsa itu,
Bismillah..
ªku berhasil berdiri tepat diliang emas itu,

"Masuk Bu! Dan segera cium batunya!"

ªku mengikuti suara itu, dan Allahu Akbar, ªku mengecup lama batu hitam mengkilat dari surga, Hajarul Aswad.

Seluruh perjuanganku kudekap lega
Alhamdulillaah..
Panjang ku hela nafas..

Anehnya, dalam himpitan ratusan orang itu, dalam puncak keberhasilanku pagi itu, ªku masih bisa meraih tasku ŷanğ terlepas dan terjatuh ke lantai.

Ibu ŷanğ terlepas saat ªku meraih liang emas, ternyata juga bisa mencium batu itu setelahku.

Kami beriringan menepi sambil mengambil nafas sebanyak-banyaknya, harapanku segera menemukan belahan hati, suami dan anakku.

Alhamdulillah mereka sudah menungguku di dekat Maqam Ibrahim.

Kami terduduk bahagia, sudah melewati perjuangan hidup dan mati semenit ŷanğ lalu.

"Kasih uang ya Yah..?" pintaku pada suamiku.

Kurogoh seluruh isi tasku, kutemukan beberapa lembar real ŷanğ ada didalam dompetku.

Mereka menawar, namun ªku hanya membawa sedikit uang, kutanyakan pada mereka,

"Apa kalian ikhlas membantu kami?"

"Ya Pak, Bu..kami ikhlas!"

Kamipun bersalaman mengucap banyak terimakasih.

Esoknya saat kami tour keliling Makkah barulah kami mengetahui, mereka adalah para joki ŷanğ memang menjual tenaganya untuk mengantar orang-orang ŷanğ berkeinginan mendekati dan mencium Hajarul Aswad.

Alhamdulillah... Sekali lagi ªku berseru, jika saja dari awal kami mengetahuinya, mungkin berbeda ..

Sungguh kami tak pernah mendengar sedikitpun tentang cerita perjokian itu, dan ketidaktahuan kami mengantarkan kami berempat mendapatkan kado dari_Nya ŷanğ istimewa...

Berarti ŷanğ sudah membaca ini, harus pikir-pikir lagi donk jika menemukan orang baik di sekitar Hajar Aswad dan pintu Ka'bah. ^.^
Pasrah pada Allah, kalau memang kita ada kesempatan mendapat hadiahNya, insha Allah rejeki tak akan tertukar..

Tidak ada komentar: