Kamis, 23 Januari 2020

KEJUTAN

Ada keyakinan kuat di hati, namun kadangkala digoyahkan oleh godaan.
Takut meraba-raba, namun sungguh ada keharuan yang jelas ingin aku tumpahkan..
Sekarang...dan nanti
Di halaman RumahMu.

Engkau Maha Pengasih
Engkau Maha Penyayang..
Apa lagi yang bisa meluluhkan yakinku
Maafkan...
Ampunkan hamba...

Engkau Yang mengundang kami..
Engkau pula yang mengirimkan tiketnya
Untuk kami...
Masha Allah...

Siang bolong..
Ada telpon dari nomer seluler, nomer hp sudah tertera nama CS Depo.
Mendadak menegang sarafku, ge er

Nomer ini pernah kutolak beberapa kali dua tahun yang lalu, karena kuanggap nomer penipuan.
Ternyata nomer pegawai Depo yang mengabarkan nama suamiku mendapat hadiah sepeda motor Revo.
Dua tahun yang lalu

Tadi, nomer ini mendadak menelpon kembali, nggak salah dunk kalo aku ke ge-eran.
Shalawat terus mengiringi si mbak CS memberikan kabar gembira, tak mau kulepas usaha maksimal ini, mumpung ada harapan besar, ditelpon Depo di saat penantian pengumuman hadiah gebyar 8 Milyar Depo Bangunan.

Allahu Akbar !!!!

Benar, namaku menjadi salah satu pemenang i unit sepeda motor Revo, lagi...
Masha Allah...

Nikmat mana lagi yang hendak kau dustakan ?????

Ampuni Aku Ya Allah...
Terkadang hamba masih kurang bersyukur

Tetap yakinkan kami
Tetap kuatkan kami
Tetap dampingi kami...







Sabtu, 18 Januari 2020

MEMASRAHKAN KEHENDAK

Tak gampang menjadi orang baik atau berpura pura baik dimata orang lain, apalagi jika sudah terbentuk mindset kurang bagus didiri kita, oleh orang yang terlanjur membenci.

Bukan menyalahkan orang, namun terkadang juga kita ingin membela diri.
Menjawab demi mempertahankan alibi juga bukan perkara yang mudah, apalagi buat aku, yang malas berbicara jika kurasa tak terlalu penting.

Cukup disini aku menuangkan pembelaanku, karena sejatinya apapun yang kulakukan belum tentu bisa diterima baik, apalagi oleh orang-orang yang membenciku.

Kemarin, aku masih bisa berdalih, karena secara fisik aku masih sering terlihat sedikit kurang sehat, Yaaa...yang membedakan status sehatku adalah adanya selang infus ditangan dan kelumpuhan.
Sekarang, aku sudah sembuh.
Alhamdulillah..

Namun ada yang tersisa, semacam anxiety, kata teman yang seorang psikiatri, akibat trauma berlebihan setelah hipokalemia.

Wajar sih , hampir setiap orang mengalami kecemasan ini, namun, ada hal yang kurang bisa kubagi, kecemasanku terasa aneh dan berlebihan.
Cap penakut dan berlebihan, terkadang menggangguku, semua orang jadi tak percaya, termasuk orang terdekatku.
Kejadian kecil dan sederhana saja, bisa kumainkan dengan otakku berlipat lipat akibatnya kedepan.

Sedih, terpuruk, merasa diabaikan, tidak disayangi kerap menghantui.
Biasanya keadaan itu muncul sendiri tanpa diduga ketika lapar, susah dan kurang tidur dan saat ada alarm tubuh yang secara tidak sengaja terdeteksi alam bawah sadarku.

Memalukan, aneh...tapi itulah, semua seperti diluar kehendakku.

Tersisih dari keluarga, sudah biasa.
Apalagi mereka tak faham apa itu hipokalemia, apa itu anxiety dan apa itu trauma.
Dijelaskanpun susah.

Menjadi pergunjingan sudah makananku.
Menjadi tak baik sudah melekat didiriku.
Apapun yang kulakukan sepertinya tetap dianggap kurang memuaskan mereka.
Sudahlah...
Tuntutan mereka terlalu banyak buatku, itulah masalahnya.

Tak mungkin aku menghambat diriku sendiri untuk lebih bermanfaat dengan hanya mendengar segelintir pendapat orang yang tak menyukaiku..
Masih banyak yang tak mau tau tentang kekuranganku.
Yang penting setiap hari harus manfaat...
Tak peduli seberapa kuat syaithan menghambatku lewat mereka.

Mungkin ini dianggap penyebab, namun kutolak anggapan mereka
Ini akibat...
Aku yang memahami diriku...

Memasrahkan kehendak dan jangan memaksakan kehendak...jadi kata-kata inspiratif dan menyejukkanku akhir-akhir ini.

Hanya Allah yang tahu, apa yang kulakukan, apa yang ingin kulakukan dan niatan apa yang aku lakukan.
Berserah pada alur kehendakNya.
Jangan pernah menyakiti orang, walaupun kita tersakiti.
Ihlaskan...


PERPANJANG PASPOR

Semenjak umroh tahun 2011 sampai sekarang, paspor sama sekali tidak pernah terpakai lagi, hiks...
Sama sekali tak terbersit niat pergi keluar negerih...
Malahan ada semacam janji, tak akan keluar negeri kalau belum berhaji...masha Allah...

Memang bukan type yang suka traveling, bukan cari-cari alasan lhoh...
Ada biayapun yang lebih terfikir adalah kebutuhan orang lain yang lebih memerlukan daripada kita bersenang-senang, apalagi gak ada biaya... wk wk, justru malah jadi pikiran...

Sejak 2016, paspor sudah tidak berlaku lagi, jadi kami harus memperpanjang.

Persyaratan yang harus kami persiapkan:

- FC Setoran awal BPIH
- FC KTP
- FC KK
- Akta kelahiran/ijazah SD atau SMP/buku nikah
- Paspor  jika sudah memiliki atau paspor lama jika sudah expired.

Persiapan KK dan surat keterangan KTPku sudah beres, berharap dengan ijazah dan buku nikah sudah bisa memenuhi syarat ternyata masih kurang meyakinkan petugas.
Intinya adalah menelusuri silsilah keluarga dari beberapa dokumen kuat, semisal ijazah SD, yang dicari adalah nama lengkap orang tua.

Menjelang pengambilan foto paspor secara kolektif, aku menanyakan kembali kelengkapan berkasku pada pegawai depag, mengingat kurang rapinya mereka dalam administrasi, terbaca sejak beberapa kali mondar mandir melengkapi berkas ke depag.
Benar... mereka masih tetap menanyakan akta kelahiran!
Suamiku sudah memiliki akta, sedangkan aku, bbelum..yang ada hanya selembar kecil kertas surat kelahiran, itupun sudah coklat lusuh dan geripis digigit ngengat.

Gerak cepat, kami segera ke dukcapil, tanpa daftar online.
Dengan membawa dokumen haji, kita dipermudah menyelesaikan apa yang kita butuhkan.
Kami hanya perlu mengisi form manual kelengkapan berkas, menyertakan dokumen pelengkap dan membawa surat keterangan dari kelurahan.
Ini diperlukan karena tempat lahirku ada di Jember, sementara kami sekarang berdomisili di Tangerang selatan.

Proses di kelurahan ternyata yang lebih menyita waktu, kesannya mereka sedang mencari 'peluang', dih, kami cuek aja...dengan sabar dan santai kuturuti apa maunya, sedikit menjengkelkan, namun sudahlah..asal surat bisa kami dapatkan.

Berkas penunjang yang lumayan menarik adalah, harus ada surat keterangan lahir, untungnya masih ada, harus ada saksi lahir, berjumlah 2 orang saksi.
Aku mencantumkan nama ibuku sendiri, biasa juga ayah kandung, namun karena sudah meninggal, aku mencantumkan nama adikku. He he...tak masuk akal kan??? masa adiknya menjadi saksi lahir kakaknya???
Nyatanya tak sejeli itu petugas memeriksa berkas, nyatanya lolos kok.
Pakai tanda tangan pula!, semakin tidak masuk akal, akhirnya ya terpaksa terjadi pemalsuan. wk wk..

Hampir setengah harian, akhirnya surat kami terima, bergegas langsung meluncur ke dukcapil kembali.
Tak sampai setengah jam, antrianku dipanggil,bahkan saat itu sudah jam istirahat, namun loket tetap beraktifitas, rupanya mereka bergantian bekerja saat jam istirahat.

Beberapa berkas yang kuserahkan petugas ::

- Form isian untuk akta yang sudah disiapkan,
- Surat pengantar kelurahan
- FC KK Tangsel
- FC KTP
- Surat kelahiran kalau ada
- FC KTP saksi 1
- FC KTP saksi 2
- FC buku nikah kita
- 2 lembar Materai 6000

Akta siap dalam 14 hari kerja.
Weits...padahal pengurusan paspor sekitar seminggu lagi.
Kami keluarkan jurus maut, akta kami perlukan urgent, begitu alasan kupakai, karena kami mengikuti pengurusan paspor secara kolektif di depag.
Alhamdulillah, note URGENT di berkas kami menjadi harapan, akta akan selesai seminggu kemudian, insha Allah..

Benar juga, seminggu kemudian akta sudah jadi, walaupun ada sedikit miss komunikasi petugas, dikarenakan petugas lupa membubuhkan note kunci di kertas pengambilan akta.
Lumayanlah, sedikit bersabar menunggu sekitar sejam akta kemudian bisa diambil.
Alhamdulillah...

Pada hari berikutnya kami menuju kantor imigrasi kelas 1 Tangerang Selatan, sekitar jam 08.00. Kami bertemu dengan beberapa jama'ah yang lain yang ikut pengurusan dari depag.
Beberapa kelompok berstatus jama'ah KBIH yayasan dan beberapa lagi jama'ah KBIH mandiri.

Sempat mengobrol sebentar dengan mereka, menguatkan kami, tetep semangat lanjut di KBIH mandiri KUA Serpong.
Bismillah...

Kami berkumpul dikantin, ada beberapa pegawai Depag yang selalu mendampingi, membawakan berkas-berkas, menyeleksi dan menyiapkan daftar antrian kami.
Beberapa jama'ah harus melengkapi berkas yang belum ada, ada juga yang tulis ulang form isisan karena salah warna tinta bolpoint, warna harus tinta hitam.

Ada beberapa yang harus di BAP dikarenakan ketahuan sudah memiliki paspor namun ternyata hilang tanpa pemberitahuan.
Beruntungnya pengurusan kehilangan dan BAP tersedia semua di kantor tersebut, tanpa harus ke kepolisian setempat, hanya saja membutuhkan waktu yang lumayan lama dan sedikit mondar mandir.
Tak masalah besar sih, tidak sampai memakan waktu setengah harian.

Antrian cukup panjang, karena ada sesi sedikit wawancara dan mencocokkan data diri, pengambilan foto dan pembayaran sesuai barcode yang dikeluarkan.

Jam 11.00 selesai, paspor jadi sekitar seminggu kemudian dan akan langsung diambil oleh pegawai Depag.
Kami tinggal menunggu info dari petugas, seminggu kemudian.
Alhamdulillah...



Akhirnya kami dijanjikan maksimal seminggu ini akta akan disiapkan, insha Allah...

Jumat, 17 Januari 2020

PEMBAHARUAN KK

Sudah lama sebenarnya mengetahui kalau KK yang kami punya sudah tidak berlaku, KK yg ada terbitan kecamatan, sementara yang diakui adalah terbitan Dukcapil.
Karena kesibukan, jadi terlupakan.
Setelah dokumen diperiksa Depag barulah teringat kalau KK yang kami punya harus segera diperbaharui.

Semua pelayanan Dukcapil Tangerang Selatan sekarang melalui sistem online, kami harus mendaftar secara online terlebih dulu untuk mendapatkan antrian penggantian KK.
Ada kuota pelayanan yang disediakan, jadi jika mendaftar sekarang belum tentu mendapat antrian saat itu ataupun sehari dua hari kedepan. Tergantung jumlah pendatang dan kuota hari itu.

Pendaftaran online terbilang mudah, tinggal kita mengisi nomer identitas, nomer KK, keperluan datang dan selanjutnya kita mengisi form data dan kelengkapan berkas yang diperlukan.

Pada hari yang sudah tercatat daftar antrian kami datang langsung ke kantor Dukcapil.
Tempatnya nyaman banget, full AC, meja petugas berjajar rapi serta tempat tunggu antriannyapun nyaman, bersih dan tersedia area bermain anak yang lumayan luas.
Hmm...menunggu berjam jam disini tak akan terasa capek.

Free wifi, di depan, kanan, kiri terpampang slogan slogan menyejukkan dan semua pegawainya murah senyum dan ramah.
Nyata, sentuhan wanita dari pemimpin cantik Ibu Airin, salut....

Nomer antrian kami 93, kurang lebih hampir sejam kami menunggu, setelah menghadap petugas dan menyerahkan berkas kami disuruh mengambil KK baru di jam 14.00
Cepet kan ???
Dan memang benar, jam 14.00 KK kluaran Dukcapil kami sudah beres.
Alhamdulillah...

Oiya, aku juga diharuskan membuat surat keterangan kepanjangan nama, nama yang tertera di KTP dan KK berbeda. Daripada nanti menjadi masalah sewaktu pembuatan paspor, maka aku siapkan surat keterangan ini.
Caranya mudah banget, tinggal minta antrian offline aja ke petugas, antrian konsultasi.
Tak membutuhkan waktu lama, surat keterangan sudah jadi, surat dibuat berdasarkan KK yang sudah kami revisi.
Jadi masuk keruang konsultasinya setelah KK jadi ya..

Kamis, 16 Januari 2020

HALU - ANTARA AKU DAN KAMU

Bahwa aku menikmati semua perjalanan ini
Jangan ditanya apa yang membuatku nikmat
Kalaupun terpaksa kau tanyakan
Lihatlah...tak benar yakin itu jawabku
Cukuplah dengan do'a aku ungkapkan sejujurnya.

Saat aku terduduk diam
Dalam marah
Melihatmu melepas pandanganmu dariku
Padahal
kau belum lepaskan genggamanmu

Kau ingat ingat
Pintaku hanya satu
Jangan pernah kau lepaskan tanganmu

Cuma sesaat
Taukah kamu
Aku sudah merasa
Kau acuhkan

Aku terdiam
Dalam khusuk aku meminta
Aku tak pedulikan
Aku hanya ingin
Menggenggamu juga dalam damai

Percayalah..



MCU

Agenda hari ini adalah mendapatkan surat keterangan kesanggupan berangkat haji, isthatho'ah namanya.

Surat isthithaah dikeluarkan oleh puskesmas setempat, sebenarnya yang lebih berhak adalah puskesmas tempat asal daftar, namun setelah kami berkonsultasi via telephon dengan kepala sie  haji Sidoarjo, Bapak Rokhmat Nasrudin, kami diperkenankan melengkapi berkas-berkas pendukung di Tangerang saja, tanpa harus datang untuk verifikasi data ke Sidoarjo.
Nomer ini aku dapatkan dari pencarian link ke depag sidoarjo melalui eks teman IMM.
Masha Allah, Semoga Allah merahmati kalian...aamiin...

Hal yang langsung jadi fokusku adalah berapa biaya yang dibutuhkan untuk check laboratorium? Hiks... wajarlah, daripada nantinya kejebak situasi yang mengharu biru, ha ha ha..

Daripada terus tanda tanya, kami memulai perjalanan ini dengan daftar antriaan puskesmas, tujuannya meminta rujukan dokter untuk chek lab.
Datang dari jam 08.00 pagi, berempat kami ke puskesmas, beruntung ada si Kakak, jadi si adik masih ada teman biar tidak terlalu bosan.
Allah mengirimnya untuk kami...

Baru pertama kalinya menginjakkan kaki ke puskesmas, ternyata antriannya lumayan panjang, namun suasananya masih enak, bersih dan rapi, antrian ke 1097 dan 1098 sepertinya baik baik saja kami lalui sampai jam 14.00 an...
Bertemu dengan mbak dokter umum, lumayan ramah dan kooperatif, tensiku normal, suamiku juga, alhamdulillah.

Setelah memberi surat rujukan ke laboratorium, kami diberi 2 pilihan, boleh test darah ke lab puskesmas atau ke lab swasta lain. Hanya saja fasilitas puskesmas kurang lengkap, jadi tetap ada beberapa test yang harus dilakukan mandiri di swasta atau RSU.
Untuk keperluan tadi ternyata tak sepeserpun dibebabankan biaya, termasuk test darah, gratis tis...
Padahal setelah ku check harga, MCU keperluan haji di prodia menghabiskan biaya sekitar 1,6 juta perorang, di biomedika sekitar 1,3 juta/orang.
Di RSU tangerang sekitar separohnya, 650 an ribu/orang, lumayan kannn???

Karena alasan tidak mau disuntik dua kali, aku memilih menjalani MCU di RSU tangerang, sedang suamiku sebagian di puskesmas yang gratis dan sisanya di ambil darah lagi di RSU tangerang.

Berangkat dari jam 07.30 dari rumah setelah mengantar adik sekolah.
Kondisi kami sedang puasa minimal 10 sampai 12 jam,  ini kudapat setelah tanya ke laboratorium, apa yang harus dipersiapkan sebelum menjalani MCU, tidak sedang haid, tidak beraktifitas berat sebelumnya dan harus puasa minimal 10 jam sampai 12 jam.

Sampai di RSU suasana sudah penuh sesak, namun masih oke lah, bersih, rapi dan nyaman.
Kami bertanya ke petugas, dimana letak laboratorium, ternyata ada dilantai 5.

Sampai lantai 5 kami serahkan rujukan dari puskesmas kemarin, tidak mau terjebak lagi dalam ketidak pastian, kutanyakan lagi kebutuhan biayanya, ternyata di angka 400 an ribu untuk test darah  lengkap.
Prosedurnya adalah, check harga dilantai 5 kemudian bayar di kasir dilantai 1, barulah diambil darahnya. hasil bisa diambil dua jam kemudian.
Oiya, untuk test darah PP aku harus test lagi dua jam setelah makan.
artinya pengambilan hasil sejam an setelah aku jalani test yang kedua.

Setelah selesai ambil darah, kami menuju laboratorium radiologi untuk foto thorak dan EKG, radiologi ada di lantai 1sedang EKG ada dilantai 4.

Ternyata kami harus mendapatkan ijin dulu dari prodi MCU, harus membawa rujukan dari dokter MCU. Prodi MCU ada di lantai 4.

Untuk bisa konsultasi dokter, kami harus mendaftar terlebih dulu untuk mendapatkan kartu pasien, setelah itu membayar biaya untuk kartu pasien dan konsultasi dokter.
Kemudian kami ke lantai 4 sekalian minta rujukan bisa foto thorak dan EKG.
Biaya semuanya hanya sekitar 200 ribuan

Prosedurnya adalah, konsultasi ke dokter MCU lantai 4, membawa rujukan ke ruang radiologi, dicheck harga dilantai 1, bayar dikasir lantai 1dan menunggu antrian foto yang ternyata lumayan banyak.

Kami memutuskan makan terlebih dahulu, dari puasa semalam belum ada kesempatan berbuka nasi, sekitar jam 11.00.
Soto daging di kantin belakang RSU lumayan enak dan murah lho..dagingnya banyak dan kuahnyapun sedap, sampai sampai kepikiran untuk bawa pulang ke rumah. hi hi

Berhitung dengan efektifitas waktu, perhitungan naik turun tangga dan melihat porsi antrian, akhirnya kami putuskan menjalani EKG dulu dilantai 4, setelah itu antri untuk test darah yang ke dua dilantai 5, barulah ambil foto rontgen dilantai 1, kemudian ambil test darah kembali dilantai 5.

Hasil kesemua test lab kami ambil keesokan harinya, kemudian kami serahkan ke petugas di puskesmas bagian haji, mbak Ghea.
Kesimpulan akan diberikan dokter umum setelah dipastikan test kesehatan kami memenuhi ketentuan sehat dan layak berhaji.

Bismillah...harus dijaga, karena ternyata kolesterol kami lumayan tinggi.

Dibekali obat penurun kolesterol selama satu bulan, kami diwajibkan menjalani test kedua sebulan kemudian.

Masha Allah... sebegitu riweh kalo dibayangkan, namun alhamdulillah, kami enjoy menjalani semua, anggap saja latihan sabar dan latihan pernafasan. he he...

Beberapa dokumen yang harus dipersiapkan untuk puskesmas adalah :

- 1 lbr FC Setoran awal BPIH
- 1 lbr FC KTP dan BPJS jika punya
-  3 lbr Pas foto 4x6
- 5 lbr Pas foto 3x4
- 1 lbr materai 6000 untuk jamaah laki2/
- 2 lbr materai 6000 untuk jamaah perempuan
- FC hasil MCU dan hasil konsultasi dokter.

Cemungud...




Rabu, 15 Januari 2020

UNDANGAN

Masha Allah...
Alhamdulillah
Allahu Akbar..

Campur aduk rasanya, ditunggu-tunggu dan nyatanya bengong juga mendengarnya...
Bahagia
Bingung..
Tak percaya...tapi nyatanya memang percaya...

Bismillah, sehat itu yang lebih kuharapkan dari semuanya..

Labbaik Allahumma labbaikk....

Terduduk haru juga tangis ...
Allahu Akbar...hanya itu yg bisa kuucapkan mewakili suasana hatiku saat ini...

Satu- satu persiapan kumulai ditengah nol rupiah tabungan.
Yaaa, sudah hampir setahunan ini sebenarnya persiapan sudah kami mulai. Beberapa kali ku cek keberangkatan kami adalah tahun 2021, setahun lagi!

Plannya adalah, keluar dulu dari pekerjaan, karena bagaimanapun berdasarkan pengalaman, persiapan haji setidaknya harus dalam lingkungan kerja yang bisa mensupport kami, perusahaan tempat kerja suami sepertinya jauh dari suasana seperti ini, yang ada antinya kami malah dipersulit.
Selanjutnya kami akan merintis usaha sendiri, dengan modal menjual beberapa aset kami yang ada,.
Sebelum keluar dari kerja kami sudah memulainya, mempersiapkan semua, kami menyisakan sedikit gaji untuk merenov rumah di Sidoarjo, tujuannya agar bisa menghasilkan uang, sementara kami belum ada pemasukan.

Setengah jalan, ternyata sesuatu yang rencananya terjadi, sudah terjadi, suami dihadapkan situasi sulit, pilihannya adalah resign dipercepat.
Alhamdulillah...sebenarnya ini adalah yang kuharapkan, kami bisa memulai usaha secepatnya.

Ternyata tak mudah, nyatanya setelah beberapa bulan tak kunjung juga ada ide memulai usaha, kendalanya adalah dimodal, bagaimana tidak, rumah yang kami persiapkan jadi tumpuan modal belum siap dilelang...

Kami tetap bersabar, bertahan dengan satu proyek tempat tinggal pribadi yang sedang dikerjakan suamiku, alhamdulillah...setidaknya kami tidak kelaparan ..

Sampai saat awal januari kemarin, tiba-tiba nama kami berdua tercantum dalam daftar calon jama'ah haji 2020. Masha Allah...

Sudah kuduga, kami akan berangkat tahun ini, beberapa kejutan sudah kurasakan, seolah kami sedang dibersihkan oleh Allah...
Susah diterjemahkan dengan kata dan tulisan...
Allah Maha Sayang pada kami....

Agenda pertama kami adalah memastikan benar tidaknya nama kami masuk antrian tahun ini, kami bergegas ke depag tangerang selatan, kebetulan tidak terlalu jauh dari rumah kami.
Kami bertemu dengan P Arif untuk konsultasi rencana kami mutasi dari Sidoarjo ke Tangsel, alasannya karena kami sudah bermukim di Tangsel.

Beberapa prosedur mutasi dijelaskan gamblang oleh beliau, bahwa proses mutasi bisa dilaksanakan setelah pelunasan kekurangan biaya haji.Pelunasan bisa dilakukan jika peserta haji lolos test isthatha'ah kesehatan, artinya kami diwajibkan medikal check up untuk menentukan kesanggupan kesehatan kami berangkat haji, secara mental dan fisik.

Setelah pelunasan, kami harus menyelesaikan perpanjangan paspor, kemudian kami harus mendapat surat keterangan kesanggupan  penerimaan jamaah dari depag Tangsel.
Surat surat itulah nantinya yang akan kami bawa untuk proses mutasi.

Bismillah.... Allah yang mengundang kami
Kami pasrah pada ketentuanNya..
Insha Allah terbaik...
Aamiin...