Sabtu, 18 Juni 2011

Naik!

Nggak mungkinlah nggak naik... Itu menenangkan kami.
Semalam itu waktu terasa berjalan lambat, kadang senyum getir menghiasi setiap 10 menit sekali, lucu membayangkan jika benar tak naik kelas, tapi...apa mungkin???

Ibu-ibu itu sudah semringah dengan dandanan mereka, mungkin hanya wajahku ŷanğ menegang. Anakku sudah larut dalam persiapannya tampil bermain alat musik.
Tampil di atas pentas lebih menegangkan baginya, namun berbaur dengan sesama grupnya membuatnya terlihat melegakan buatku.
Kasihan..jika seandainya benar tak naik kelas...
Bismillah, Insya Alloh naik!

ªku melangkah ke lantai 3, kelas anakku. Rupanya ibu-ibu sudah berderet manis didepan kelas, Bu Ery belum datang.
ªku mengobrol dengan beberapa, tak banyak memang ŷanğ ku kenal, maklumlah, jarang ke sekolah.

Begitu Bu Ery masuk ke kelas, kami duduk tertib menunggu giliran. Kurang lebih masing-masing ortu diberi waktu 10 - 15 menit. ªku harus memanfaatkan momen berharga itu.

Tiba giliranku, اَلْحَمْدُلِلّهِ.. anakku dinyatakan naik, tanpa syarat. he he..

Ada beberapa point ŷanğ memang harus jadi catatanku, hafalan Al Qur'annya belum memenuhi target,
Matematika naik drastis dari angka smester 1 adalah 58 ( dibawah KKM ) menjadi 71 ( dari KKM 67 ).
Melegakan bagiku... hutangnya adalah beberapa surat juz Amma ŷanğ masih belum lancar dihafalkan.

Bu Ery berbaik hati membebankannya di kelas 6, standar kenaikan memang diambil dari nilai PAI ( penddkn agama ) ŷanğ harus di atas KKM, anakku jatuh di nilai Al Qur'an Hadis.

Bergegas ku hampiri anakku, ‎​βϋκαη main senangnya mendengar dia naik kelas. Wajahnya bersemangat dan kecemasannya hilang seketika. Kucium jidatnya, "Anak mama pasti pinter..!"
Dia kembali berbaur dengan teman-temannya, main bola.

Jumat, 17 Juni 2011

Menjelang Bagi Rapor

Dari kemarin-kemarin anakku sudah banyak berdo'a agar naik kelas, bahkan di depan Ka'bah kudengar do'a itu disepanjang thowafnya.

"Nanti kalau aku tidak naik kelas, Mama jangan marah ya?" katanya suatu ketika.

"Ya nggaklah...Yang Mama takutkan adalah kalau anak mama jadi malu..."

Tiba-tiba ada telepon dari sekolahnya, padahal hari sudah menjelang asar.

"Ibu....saya Bu Ery, wali kelas ananda, ini baru saja rapat guru membahas kenaikan kelas. Nilai PAI ananda dibawah KKM, Bu...terutama Al Qur'an Hadist. Kami memberikan kesempatan agar nilai ananda bisa diperbaiki, mengingat nilai PAI harus berada di atas nilai KKM agar ananda bisa naik ke kelas 6."

Agak lemeees.....mengingat malam sebelum ulangan mata pelajaran itu...

"Materinya Al Buruj, terjemahan dan keterangannya ( ada di buku catatan ), hukum mim sukun dan khulafaur rosyidin." aku membacakan kisi-kisi yang sudah diberikan, "Hafalan sama Mama yuuuk...pasti sudah hafalan dikelas kan?."

"Itu bukan dihafalkan, Mama...... difahami, lagian materinya nggak ada di buku catatan.."

"Kok bisa nggak ada di catatan?...di juz amma kan lengkap say..tinggal dihafalkan disitu sudah cukup, sama saja..." kataku sambil melihat buku catatannya. Yang ada memang nggak sampai sehalaman, keterangan dan hikmah diturunkan surat Al Buruj, surat ke 85 itu.

"Lho, kok belum diajarin sudah masuk ulangang? apa sudah ditulis, terus nggak mencatat kali ??" tebakanku membuatnya sedikit marah.

"Mama jangan menuduh dong...! memang segitu aja yang diajarkan..."

"Ya sudah..., hafalan juz amma saja.." sambil kusodorkan terbuka surat Al Buruj.

"Nggak dihafal, Mamaaaaa....susah sih ngomong sama Mama, di   fa   ha   mi... bukan  di  ha  fal...!" jawabnya sudah dengan nada tinggi.

"Namanya besok ulangan, ya harus dihafal dong...! bagaimana kalau soalnya 'Apa arti ayat ke 12 dan bagaimana bunyinya?.''

"Tau dah...Mama nggak ngerti!" jawabnya sewot, "Pokoknya aku maunya memahami saja, lagian dicatatanku nggak ada! cuma selembar doang, apa susahnya menghafal!"

Aku sudah mulai capek berdebat, ku-ambil juz ammma dan mulai kutanya ayat per ayat. Tentu saja anakku belum hafal. Pasti dikelas belum hafalan surat ini, jika tidak dia akan lancar menghafalnya.
Terakhir hafalan surat pendeknya adalah As Syams lengkap arti dan penjelasannya.
Atau jangan-jangan waktu menghafal surat ini bertepatan cuti sepuluh harinya kemarin.

Agak susah memaksanya kali ini, yang ada difikirannya adalah 'dipahami' bukan 'dihafalkan', ditambah 'dicatatan' buka 'di juz amma'.
"Oh anakku...!" pekikku jengkel. Namun tetap kupaksakan walaupun hari itu penuh pertengkaran kecil.

"Mama pinter, yang keluar tadi ayat ke 12 dan artinya" katanya sepulang ujian.
Kubiarkan dia menyelesaikan ceritanya. Senyum kecil kusembunyikan agar tak menambah rasa bersalahnya.
"Jelas aku nggak bisa, Ma...aku nggak hafal..." lanjutnya cuek.

Aku terdiam, mau menyalahkan apalagi marah juga terlambat!

Mendengar Bu Ery  mau menutup telepon, aku memintanya menyampaikan sendiri berita dan remidialnya, lengkap dengan anjuran menghafal Al Buruj...
Manggut-manggut kulihat saat mendengar telepon dari gurunya, senyumnya terlihat tegang.

"Mamaaa....jangan marah kalau aku nggak naik kelas ya?.." katanya sambil memelukku.

"Memang nggak naik kelas kata Bu Ery tadi?" tanyaku pura-pura nggak tahu.

"Ya jelaslah...kalau PAI dibawah KKM, itu tandanya nggak naik kelas!, Bu Ery nggak bisa bohong..." dia terdiam sesaat, tiba-tiba.."Ha ha ha....aneh kalau aku nggak naik, kan lucu.....ya Ma???"

"Ya iyalah...lucu banget! jelas!" aku juga tak bisa menyembunyikan tertawaku.

"Ha ha ha.....anaaaaaaak!!!! heeeuuuuuuuh sebal!" jengkel plus kasian melihatnya, yang justru tanpa beban menerima berita itu. yang terpikir olehku adalah 'apa dia nggak merasa malu nantinya?'.

"Masih mending Ma...nggak naik ke kelas 6, memang sulit" katanya santai, keningnya masih mengkerut, tegang, "kalau kelas 2, terus nggak naik,itu yang keterlaluan, mudah gitu...., masih saja nggak naik."

"Siapa yang pernah nggak naik kelas 2?"

"Fikri, saudaranya Farel,makanya sekarang sekelas dengan Farel, harusnya sudah kelas 6."

"Ayo,sekarang belajar!, masih diberi kesempatan besok buat remidi kan? berarti bguru masih belum yakin kalau Ihsan nggak naik kelas."

"Tapi...dibaca saja ya?" masih berusaha negosiasi rupanya.

"Masih ngeyel....di ha pa lin!."

"Di pa ha mi,  Mama......"

"Okay....Mama tanyain ke Bu Ery lagi ya?" aku gantian mengancamnya.

"Ya wes!" suaranya benar-benar meninggi. Dengan tersenyum paksa, "Aku baca berulang-ulang kalau begitu!."

"Okay...Mamananti tanyain satu satu ya...?, bayangin kalau nggak naik bener, lucu lho....." aku menggoda, memancingnya tersenyum.

"Ada syaratnya..." pintanya juga mengancam.

"Apa?...boleh, asal nggak aneh-aneh."

"Gampang, Mama pasti setuju"

"Terserah, asal cepetan belajar, keburu mengantuk!" jawabku mulai nggak sabar.

"Kalau aku berhasil naik kelas, Mama dan Ayah harus membelikan 10 piring batagor!"

Rabu, 15 Juni 2011

SEDERHANA

Ini yang bisa kutulis, setelah lelah tak juga berhasil mengorek dari dua jagoanku, hi hi...berharap dari merekalah aku mendapatkan ide menulis apa kehebatanku sebagai seorang mama.   

Pernikahanku tergolong nekat, sedikit melawan aturan keluarga. Menikah... ketika sedang sibuk skripsi. Yang menikahiku adalah parner skripsi. He he.. biar cepat kelar skripsi maksudnya.... Semua kami lakukan untuk menghindari fitnah, toh sebentar lagi skripsi kami selesai. Keluarga suamiku mensyaratkan harus SUDAH KERJA. Sementara keluargaku tak mensyaratkan apa-apa. Kami menikah syiri selama skripsi namun  kost tetap sendiri-sendiri. Alhamdulillah...kami berhasil lulus dengan nilai terbaik, tawaran melanjutkan S2 berikut ikatan dinas di universitas tempatku kuliah kupegang selama 15 tahun. 
  
Sayangnya, suamiku sebelum wisuda sudah diterima bekerja di luar pulau Jawa. Pilihan tak terlalu sulit buatku, karena aku dari awal sudah memutuskan mengikuti suami kemanapun dia bekerja. Kutinggalkan tawaran menggiurkan itu untuk mengikuti suamiku di pulau Bali. Tak terbayang mencari peluang hidup dikota itu, tujuh tahunku hidup dalam perantauan yang jauh dari kemewahan. Kami tetap menamainya BULAN MADU. Sebelum kami menikah, kami tak sempat menikmati pacaran. Selama di Bali, kami menikmati masa indah itu. Mau disebut apalagi? kehidupan kami benar-benar indah kok... 
Oh iya... kami dikaruniai anak yang ganteng lima tahun setelah menikah. maka anggap saja masa pacaran kami 5 tahun.
  
Ketika kutanyakan pada mereka, "Apa sih kehebatan Mama?" serentak anak dan suamiku menjawab "Mama hebat semuanya...!" Padahal jujur, aku masih merasa belum menjadi MAMA HEBAT. Aku hanya berusaha selalu menyediakan waktu untuk mereka. 
Saat mereka terbangun dari tidur, lima menit sebelumnya aku memeluknya, memastikan mereka bahwa aku ada disampingnya. Saat mereka pulang dari sekolah dan bekerja, akulah yang selalu membukakan pagar dan pintunya, menyediakan minuman dan camilan kesukaannya. Menanyakan sedikit kegiatan mereka sebelum hilang terhapus acara TV ataupun game komputer. Selebihnya? benar-benar FULL MOM, itulah aku. Mencuci, memasak, menyetrika dan lain-lain kesibukan seorang mama. Sesekali ikut pengajian, ikut suami ke proyeknya dan menulis. Ini kegiatanku setahun terakhir, maklum kami masih nomaden, mengikuti tempat kerja suami.   

Hampir setiap hari kudengar kata-kata indah 'MAMA CANTIK', 'MAMA PINTER' dan 'MAMA SEXY' dari dua jagoanku itu, hmmmm.... belum cukupkah narsisku?? Bagiku, menjadi hebat dimata mereka sudah lebih dari cukup, membuatku tak merasa kekurangan apa-apa lagi, kecuali gerah, merasa kurang narsis di MATA ALLOH, hanya itu.   

Kata-kata pujian yang mengalir dari jagoanku itu biasanya muncul saat aku memberikan pelukan dan ciuman, saat berdiskusi dan usai menghidangkan masakan. Tidak terlalu sulit bagiku, mereka tergolong HOMY. Aku hanya menempatkan diriku gudang informasi terkini, koki serba bisa hidangan restoran kesukaan mereka, dan kamus terlengkap jika mereka kesulitan di mata pelajaran dan pekerjaan. Pinter-pinternya kita melihat situasi sih sebenarnya....^.^   

Basic pendidikanku dan suami adalah  SARJANA TEKNIK SIPIL, sedangkan suamiku bekerja di bidang yang benar-benar kupahami, memudahkan kami berdiskusi. Tak jarang aku membantunya menyelesaikan sedikit pekerjaannya. Saat inilah sang MAMA PINTER sering mendapatkan pujian dari suami. Sedangkan anakku gemar menanyakan tentang science, kesehatan dan hal-hal menarik lain disekitarnya. MAMA PINTER kembali diuji. Apalagi  menjelang tidur, banyak diskusi kami pada saat ini. Tak jarang aku browsing internet hanya untuk mencari jawaban pertanyaan mereka. Esok paginya, MAMA PINTER kembali mendapatkan ciuman.  

"Mama, kalau sinar laser itu bisa menghancurkan, kenapa sewaktu batu ginjal di sinar laser, perut kita tidak hancur ya?" ini pertanyaannya tiba-tiba sepulang sekolah. Terus terang aku belum pernah melihat orang dioperasi dengan sinar laser. Pertanyaan itu mengejutkanku, usianya masih belum sepuluh tahun. Kujawab sesuai logikaku, yang terpikir olehku adalah selang yang dimasukkan melalui lubang kecil yang dibuat diperut dan selang itu menuju batu ginjal sasaran. Lewat selang itulah sinar laser diarahkan. Jawabanku melegakannya. Aku yakin suatu saat akan muncul pertanyaan tentang 'selang ajaib' itu. Aku harus benar-benar mempunyai jawaban yang sesungguhnya. 
  
"Mama, si boss menginginkan perubahan gambar, padahal itu berakibat fatal di anggaran" suamiku kelihatan suntuk malam itu. "Ayah harus menghitung dulu, coba di tunjukkan anggaran yang muncul akibat perubahan kecil itu. Jika disetujui, oke aja,  lanjut...." saranku berusaha membantu.   
Sedangkan MAMA CANTIK dan SEXY, biasanya keluar tulus saat bangun tidur. Hmmmm....nggak perlu ke salon dulu kan?, tidak keluar duit juga. Ciuman mendarat bertubi-tubi saat ini, tetap dari dua jagoanku.   

Hal-hal sederhana itulah yang membuat gelar MAMA PINTER, MAMA CANTIK dan MAMA SEXY sering kudengar, nggak jauh beda dengan MAMA HEBAT kan?? Mudah mudahan aku bisa sedikit LEBIH dimata mereka, sehingga gelar terbaikku tetap melekat sampai selamanya.

Jumat, 10 Juni 2011

Kenali Agar Tetap Sehat

Ini catatan sederhanaku tentang kesehatan, hasil dari membaca sana dan sini, maklum aku dan anakku 'takut' dokter. Jadi sejak lahir sampai sekarang, kami lumayan jarang pergi ke dokter. Alhamdulillah, memang kami jarang sakit selain flu, batuk. Kalaupun agak berat dikit, tak jarang aku agak nekat bertanya ke apotik dan cari-cari tahu tentang kemungkinan penyakitku. Hiiks...jangan ditiru ya...banyakan menyerah ke tangan dokter sih akhirnya....

Sebenarnya sehat dan tidaknya seseorang dapat dilihat dari ke 4 organ tubuhnya, yaitu limpa, hati, usus besar dan ginjal. Jika seseorang dinyatakan sehat ke empatnya, dia akan terbebas dari beragam penyakit, kanker, kencing manis, jantung dan tekanan darah tinggi.

Ada baiknya kita intip cara kerja sederhana 4 organ vital tersebut, karena dengan begitu, akan diketahui dimana sebenarnya masalah kesehatan yang kita punyai.

Ada 3 kebiasaan yang menyebabkan keempat organ hati  itu bermasalah :
- Kurang tidur
- Makan makanan berminyak
- Suka marah.

Mari kita telusuri teori sederhananya:

- Ketika tidur, limpa mengumpulkan cairan darah dan dikirimkan ke hati untuk dibuang kandungan racunnya.  Darah bersih kemudian dikirimkan ke jantung, jantung memompakan darah ke seluruh tubuh, tujuannya adalah agar setiap tempat yang tercapai oleh darah mendapatkan gizi, sehingga tubuh terjaga tetap sehat.
Sayang sekali, banyak orang sekarang kekurangan waktu tidurnya, padahal saat tidur, limpa kita menjalankan fungsinya, yaitu mengumpulkan darah.

- Minyak dapat membungkus organ hati, ketika kita menyantap makanan berminyak, lapisan minyak akan membungkus organ hati, membuat organ hati tidak berfungsi, maka banyak anjuran agar kita tidak terlalu banyak mengkonsumsi makanan berminyak.

- Kalau makanan yang masuk ke dalam badan tidak dikeluarkan dalam jangka waktu 12 jam, akan berubah menjadi zat beracun. Racun yang tidak dibuang keluar ini akan diserap oleh dinding usus besar, racun yang terserap ini akan dikembalikan oleh pembuluh balik ke hati, itu sungguh celaka! Berakibat kerusakan hati yang bermasalah besar.
Maka, masalah hati berhubungan dengan usus besar, asal usus besar lancar, hati akan pulih dengan sendirinya, sistim kekebalan tubuh juga pulih, darah yang dikirimkan ke jantung juga bersih, tubuh akan sulit terserang penyakit.

- Ginjal adalah organ penting untuk metabolisma, pembuangan racun. Cairan darah dalam tubuh melewati ginjal sebanyak 20 kali perjam, kotoran metabolisma dari darah disaring oleh ginjal menjadi urin untuk dikeluarkan dari tubuh. Kalau fungsi ginjal bermasalah, pinggang akan terasa linu-linu karena dalam cairan darah ada racun urin, tekanan darah tinggi, infeksi saluran kencing, lelah, sulit tidur, telinga berbunyi, rambut rontok, pandangan mata kabur, refleks tubuh berkurang, suka muram, sering merasa cemas, bahkan berpikiran bukan-bukan.

Jika sudah cemas, berpikiran yang macam-macam, susah tidur, tekanan darah tidak normal dan akhirnya mengganggu sistem kerja organ penting yang lainnya, begitu seterusnya.
Daripada tekanan hidup, tekanan batin, masalah lingkungan, kelelahan mengganggu pikiran kita dan mendatangkan masalah besar pada kelenjar ginjal dan hormon, membangkitkan penyakit dalam sistim kekebalan tubuh, yuuuuk ah kita pakai menulis dan menulis.....
Jaga makanan yang kita makan, istirahat yang cukup, mengelola pikiran, olahraga  dan minum air putih secukupnya....kayaknya nasehat ini sudah sering didengar ya?...
Hmmm ternyata masuk akal...
Berfikiran positif , tidak mudah marah dan menanggapi tersenyum setiap permasalahan yang datang....

Selasa, 07 Juni 2011

Sharing di IIDN

Jadi grogi nih mau cerita pengalamanku mengajari anakku membaca...^.^
Bismillah... Sharing pengalaman itulah tujuannya.

Sempat disarankan menunda kelulusan TK!
Oh..anakku..!, apa ŷanğ salah?, Padahal kami, orang tuanya menganggapnya cerdas.
Semua teman sekelasnya sudah pandai membaca dan menulis, sementara anak saya hanya bisa menghafal huruf dan angka masing-masing 5. Dari a sampai e dan angka 1 sampai 5.
Berbagai cara sudah diterapkan, kami dan gurunya sering berdiskusi tentang hal ini. Dia pandai menceritakan khayalannya, terkadang keinginannya bercerita mengganggu jalannya pelajaran. Giliran membaca, dia tak mau melihat huruf huruf ŷanğ ada, fousnya ada di gambar, kemudian dia menceritakannya sesuai kemauannya sendiri.
Menulis juga begitu, titik-titik ŷanğ seharusnya dihubungkan menjadi sebuah angka atau huruf berubah menjadi gambar atau corat coret semaunya.
Kami memang tak memaksakannya bisa menulis dan membaca diusianya ŷanğ ke 5 tahun lebih itu. Kubiarkan dia dengan imajinasi dan kreatifitasnya. Buku-buku koleksi kami kebanyakan cergam dan cergam. Dia terbiasa membaca gambar, bukan tulisan.
Hasilnya, sampai lulus TK, ŷanğ bisa ditulisnya adalah 5 angka dan 5 huruf saja. Bagi kami orang tuanya tak masalah, namun bagi TKnya menjadi sedikit bermasalah.
Kami berunding, mengingat SD tujuan kami adalah SD unggulan di kota kami, saingannya adalah lulusan terpilih belasan TK disekitarnya. Kami terbiasa mendiskusikan sekolah pada anak, jika sekolah ŷanğ kami pilih ternyata tak disetujuinya, kami akan memberinya pilihan lain.
Ternyata SD ŷanğ dipilihnya adalah SD ŷanğ sama dengan pilihan kami, beberapa teman terdekatnya memilih sekolah itu, mereka tentu saja lulusan terbaik di TK-nya.

Perjanjian kami, orang tua, anakku dan kepala sekolah TK adalah jika anakku tak lolos test masuk SD itu, kami bersedia menunda kelulusannya tahun depan, toh usianya memang belum genap 6 tahun. Kemampuannya membaca dan menulisnya diperbaiki dalam setahun akan datang.
Hasilnya ternyata diluar dugaan kami, test masuk SD itu di-uji oleh team dari yayasan bekerja sama dengan psikolog Unair . Anakku dinyatakan lolos, bersama beberapa orang teman sekelasnya.
Kami tergelitik mengorek apa ŷanğ ditanyakan sewaktu test berlangsung, ternyata mereka disuruh menuliskan beberapa benda di dalam kelas, membaca tulisan di papan tulis, menjelaskan kegunaan beberapa benda dan alat sederhana, juga beberapa pertanyaan ŷanğ lain.
Tentu saja pada saat membaca dan menulis dia mengaku jujur bahwa dia belum bisa membaca dan menulis. Ku-akui dia percaya diri dalam hal ini.

Pernah juga dia menjadi salah satu team ŷanğ mewakili sekolah TK-nya ikut lomba baca tulis sekabupaten, hal ini juga dalam rangka menumbuhkan minatnya membaca dan menulis. Tentu saja hal ini sudah masuk skenario kami dan guru kelasnya. Hasilnya adalah seluruh jawaban test itu penuh berisi gambar dan tulisan sekenanya angka dan huruf ŷanğ dihafalnya. Dengar-dengar dari teman sebangkunya, jawaban dari no 1 sampai no 20, isi jawabannya adalah namanya sendiri, kebetulan sebelum berangkat saya sedikit memaksanya bisa menuliskan nama pendeknya 'Ihsan', Alhamdulillah.. Ternyata dia akhirnya bisa.
Tak ada sedikitpun rasa takut dan dengan rasa percaya diri dia tetap menunggu hasil juaranya diumumkan.

Setelah beberapa hari bersekolah, saya sempat memantaunya beberapa kali ke sekolah, sedikit khawatir dengan kemampuan baca tulisnya. Wali kelas hanya menyarankan menambah sedikit waktu belajar untuk dirinya, setengah jam setiap harinya.
Tak sampai dua bulan, giliran bu gurunya ŷanğ tak bisa membaca tulisan anak saya.. ^.^.. mirip tulisan seorang dokter!

Sekarang usianya sudah sepuluh tahun, prestasinya masih biasa-biasa saja, namun dia adalah guru komputer saya, tukang bengkel, pengawal pribadi dan navigator ayahnya jika memasuki kota Jakarta.

Ternyata selama ini sebenarnya dia sudah merekam semuanya di otaknya, kemauannya ŷanğ keras dan minatnya membaca tulisan belum tumbuh dari dirinya membuat dia tak tertarik sedikitpun.
Kami juga tak memaksakan dia bisa membaca dan menulis diusianya sebelum SD, semua kepanikan hanya karena melihat anak seusianya sudah bisa membaca dan menulis, sehingga seolah-olah dia sedikit beda. Padahal tidak, menurutku setiap anak memiliki keistimewaan, kepandaian mereka bukan terletak pada bisa tidaknya dia membaca dan menulis di usia balitanya.

Rabu, 01 Juni 2011

Kemarin.....

Baru saja kupejamkan mataku, tiba-tiba 'Braaakkk!!
Pintu kamarku terbuka paksa, aku yang sudah mulai terlelap, kaget bukan buatan. Dua lelakiku sudah menubrukku, berebut menciumi pipi...

"Ada apa sih??" kataku pura-pura tak faham.
Padahal dari pagi sampai malam aku menunggu momen ini.

"Kenapa mereka lupa??" aku jengkel sebenarnya, namun mereka terlihat cuek dan melupakan sesuatu.

"Ayah gimana sih Ma, masa hari pernikahannya saja bisa lupa?" sang ayah hanya tersenyum kecut.

"Trus, kok sekarang ingat?"

"Aku nanya ke ayah, 'Ayah, kapan ayah menikah dengan mama?', ayah kaget, terus kita balapan cium mama..." katanya menyudutkan ayahnya.

"Nggak ding..! ayah nunggu anaknya tidur dulu..." katanya membela diri, alisnya naik sambil melempar senyum padaku. Aku tahu rencananya....



Hmmm... penantian seharian terbayar sudah, mereka membuatku tersenyum bahagia...
Semoga mama bisa lebih baik lagi mendampingi kalian.....