Rabu, 19 Februari 2020

UJI NYALI

Adalah kemarin, menemani si cantik sholihahku field trip ke Gelanggang samodra Ancol.
Tentunya berombongan sesekolah, dan ternyata berjubel pula dengan beberapa sekolah TK dan SD yang beragenda sama.
Rute pertama adalah wahana 5D, pertunjukan sea lion and friend, dholphin,  mermaid dan terakhir ke  Sea world.

Sengaja bertahan tak ingin ditemani suami ataupun membawa si mbak, hitung hitung uji nyali, pikirku.
Test tenaga dan uji panik, itu yang terpenting.
Gimana tidak penting, aku harus mempersiapkan mentalku menghadapi situasi seperti ini, persiapan harus segera kumulai.

Pikiranku terbelenggu kesiapan psikis, akankah aku sanggup memasuki area thawaf, sa'i didalam sebuah masjid yang nantinya pasti berjubel umat manusia.
Okelah atasnya berbatas langit, bukan lagi beratap genteng ataupun bangunan beton yang secara logik bisa kuhitung kesiapan oksigen didalamny, itu bentuk terapi positif yang kutanamkan.
Namun beberapa bulan terakhir ini, selalu saja terbersit kesimpulan, aku harus membawa obat penenang!.

Galau tentunya, memang harus??
Fisikku mengatakan lain, namun terkadang dalam ketidakmampuanku menghalau gangguan halusinasi yang sering datang tiba-tiba, aku berkesimpulan "harus".

Apa kata orang? hiks...
Dalam sadar aku bisa menganggap diriku "memalukan", namun secara sadar pula, ini toh demi kelancaran ibadahku nanti, gak ada yang salah kok.
Tak perlu memperdulikan kata orang, yang penting berniat, ini untuk kelancaran ibadahku sendiri, toh orang lain disana nantinya tak akan sempat peduli dengan diriku, pastinya mereka akan  sibuk dengan kelancaran ibadahnya  masing-masing.

Bismillah..
Berangkat jam 07.00 dari rumah, diantar suami sampai ke tempat pemberangkatan bis. Berkumpul dengan anak-anak didampingi para mama yang rata-rata usianya 10 tahunan dibawahku, hmmm, siapa takut?

Ku bawa rangsel berisi  beberapa keperluan si adik dan snack berikut minuman, palaningnya membawa minuman susu dan supply kalium, eh ternyata lupa tidak beli, vitaminpun lupa tidak keminum.
Adik juga membawa rangsel kecil berisi permen dan minumannya berikut beberapa snack juga, tidak berat, hanya untuk sekedar berbagi beban kecil aja dengan aku.

Sesampai tujuan, sekitar jam 09.50,  kami langsung antri pembagian tiket masuk.
Pertunjukan pertama adalah 5D, dimulai sekitar jam 10.00.
Kami bergegas diposisi antrian, alhamdulillah mendapat antrian di show yang jam ke dua, 15 menit kemudian.
Kurang lebih dengan persiapan sekitar 20 sampai 30 menit tenggang waktunya dengan sesi yang pertama.

Wow, lumayan banyak ternyata, satu kali show bisa menampung sekitar 200 orang, kami harus bersabar menunggu giliran.
Yup...begitu dipanggil giliran barisan kita, antrian satu-satu menuju gerbang. Kugandeng erat tangan sikecilku, biar aman dalam genggamanku ditengah ratusan orang yang berjubel rapat berebut masuk gerbang.

Petugas membagikan kaca mata 5D ke masing masing penonton.

Satu persatu kami memasuki lorong menuju pintu masuk ruang pertunjukan. Tak terbayangkan di depan, ternyata lorongnya begitu panjaanggg dan gelapppp, hiks...
Jalannyapun naik berkelok kelok, iya sih, yang terhampar di luaran memang nampak bangunan wahana 5D ini seperti kasteel yang berdiri kokoh, mirip juga seperti benteng yang berdiri tinggi.
Lumayan ngos-ngosan sebenarnya, mengingat begitu panjang lorong yang telah kulewati tadi.

Hmm... beruntung aku tak sempat berfikiran aneh-aneh tenttang gambaran bangunan ini tadi. Yang ada dibenakku adalah menjadi penjaga adik menikmati petualangannya,  bersama mama, he he...
Padahal seingatku kami, suami, kakak dan adik, beberapa bulan kemarin ke sini, dan aku memilih menunggu diluar wahana.

Sampai di ruang pertunjukan, ruangan sudah gelap gulita, hanya lampu arah kursi-kursi saja yang dihidupkan.
Petugas memberi peringatan, jika ada yang ketakutan, boleh melambaikan tangan, nanti petugas akan membimbing penonton untuk keluar ruangan.
Ada senyum kecil sebenarnya dari mulut aku.

Selang beberapa saat kemudian film diputar.
Ruangan jadi bergemuruh dengan suara sound system yang bergema, berikut instrument horor yang mengiringi film, juga riuh dengan teriakan dan juga tangisan anak-anak yang ketakutan.

Buat aku kemarin kemarin, sebenarnya ini bisa menggoyahkan mentalku, biasanya suara yang bergema apalagi bergemuruh dalam ruangan tertutup, gelap apalagi, akan menggoyahkan ketahanan adrenalinku.
Tetapi,kemarin, hingga pertunjukan film 5D yang sepertinya horor bagi anak-anak berlangsung damai saja.
Alhamdulillah...
Tak terfikir sama sekali hal-hal menakutkan dan kepanikan yang seperti biasa sering menggangguku.
Normal- normal saja...seperti tak pernah terjadi apa-apa, tidak seperti kemarin kemarin, yang pernah kupikirkan...

Selesai pertunjukan, kami berebut antrian lagi menuju pertunjukan sealion.
Sudah lumayan panas hawanya, kusempatkan memakan beberaapa snack dan sisa nasi sarapan  tadi pagi, aku gak boleh terlambat lelah, demi sebagai penjaga adik.

Setelah gerbang dibuka, berebut kami memasuki arenanya, maklum, arena pertunjukan yang muat sekitar 500 orang itu hanya menyediakan 1 pintu masuk.
Didalam arena aku mengambil tempat duduk yang berada agak ke atas, biar leluasa terlihat dan tidak terlalu terjebak pengap karena banyaknya penonton.
Pertunjukan berdurasi sekitar 10 sampai 15 menit.

Setelah selesai kami menuju ke show dolphin.
Tempatnya tidak begitu jauh dari show sea lion , namun tempat menuju arena pertunjukannya harus naik tangga yang lumayan tinggi dan tentunya penuh sesak juga.
Ruangannya juga sedikit terbuka namun lebih luas dari arena yang sea lion.
Katanya bisa muat lebih dari 1100 penonton.
Pantesan sesak dan lebih bergemuruh suaranya.

Beberapa anak ada yang berfoto dengan para hewan laut tadi, dholpin dan sea lion.
Adik memilih tidakkkk...walaupun sempat kupanas-panasin bahwa beberapa temannya berfoto ria.
Kami memilih ishoma, berdamai dengan penat di bawah pohon menikmati makan siang dan secangkir kopi.
Terlena dengan suasana, ternyata aku tertinggal satu pertunjukan lagi, mermaid.
Waah, rugi dunk, katanya para mermaidnya cantik-cantik... he he jadi penasaran juga.

Rute terakhir adalah ke Sea world, ada tempat baru yang belum pernah kuliat, spot ubur-ubur.
Oiya, sepanjang kegelapan yang kulaui diarea inipun sepertinya kulalui dengan biasa aja, tak ada tanda-tanda kekurangan oksigen yang biasa kualami jika memasuki ruang gelap, lorong sempit dan tak berujung.
Kami malah asik berfoto-foto disegala sudut yang seru.

Bahkan ada pertunjukan memberi makan ikan oleh penyelam, sekilas itu bener-bener menegangkan sebenarnya, penyelam berkali-kali terseret ikan raksasa yang jauh lebih besar darinya, berebut makanan.
Sekali lagi, aku melihatnya wajar-wajar aja.
Mereka hanya berebut makanan, dan penyelamnya sudah berkawan dengan para ikan.

"Mama lulus!", begitu kukabarkan ke suami dan si kakak.

Kemenangan besar ini sepertinyapun ditanggapi dingin saja oleh mereka, hadeh...
Terbukti tak ada tanggapan sama sekali, biasa aja.

Ya sudahlah, memang harusnya biasa aja.
Kecewa??
Ya nggaklah...Ini beneran berarti besar buatku.
Aku harus menata dan meyakinkan diri, nanti insha Allah semua akan baik baik saja, di pesawat, di dalam masjidil haram, didalam kerumunan thaawaf, sa'i apalagi saat  di Mina, di Arafah....

Bismillah , aku hanya bisa berserah...
Berharap dimudahkan....








Rabu, 05 Februari 2020

PELANGI

After rain....

Warna itu tetap indah
Walaupun hujan mengguyur deras
Mengikis debu yang  tebal
Dan menghalangi jarak pandangku

Engkau tetaplah engkau
Namun setelah hujan kali ini
Perlahan lukisan indah Mu
Mewarnai pula kalbuku...

Kali ini
Benar, aku tak ingin kau  melepas genggamanmu
Bulir indah dulu
Memenuhi setiap detik rindu

Aku yakin ini dari Mu
Telah Kau dengar segala pintaku
Rengkuhlah kami
Dalam kasih sayangMu

Labbaik Allahumma labbaikk

Aku ingin bebas tersungkur dalam do'a do'aku


COPYCAT

Antara bangga dan sebel...
Siapa sih yang gak seneng kalo ide2 kita mendapat apresiasi baik di mata teman?
Diikutin malah... hwiii ... sejenak berada diatas awan.
Namun ketika kemudian terus menerus segala gerak gerik dan ide kita dicopas habis-habisan dan membuat si dianya justru berada diawan? Duuuhh, menyebalkan yang ada.

Kalau aku sih justru pingin beda, kalaupun ada teman yang maksa-maksa meniru apa yang disarankan, justru biasanya aku malah ogah.
Kenapa kita tidak menjadi diri sendiri aja?

Saran positif sih tetap kita terima, namun tidak harus sama persis meniru apa yang dia katakan dan anjurkan.
Harus sesuai dengan karakter kita sendiri, walaupun arah dan tujuannya sama.

Sebel menghadapi teman yang kayak gini justru hanya akan menguras energi buat iri dan dengki, sudahlah...
Namun kalau memang kita tidak nyaman dengan keadaan ini, alangkah baiknya kita mulai menutup diri dari seseorang ini.
Menghilanglah dari segala media sosial yang biasanya jadi sumber kepo an dia.
Menghilanglah dari aktifitas yang sering dilakukan terutama jika itu biasanya jadi ajang curhatan.
Saat curhat, biasanya ada ide-ide yang keluar tanpa kendali, dia diam-diam akan merekamnya dan mencontek  isi otak kita.

Duh... kok ya nyaman dengan predikat yang  palsu itu.
Boleh jadi si dia memang lebih jago dan pintar menangkap peluang dari kita, toh teman2nya tidak tau kalo sebenernya ide itu adalah buah dari contekan.

Apa sih yang bisa dibanggakan?

Hmmm...
Naudzubillah...
Semoga tetap bisa memegang prinsip dan tetap menjadi diri sendiri.