Senin, 09 Mei 2011

AMBIL HIKMAHNYA

Wisata Hati --------------> part 5

Sebisa mungkin selama di Madinah kami disarankan memperbanyak ibadah di Masjid Nabawi. Lokasi hotel ŷanğ hanya beberapa langkah dari masjid memudahkan kami kapan saja bisa turun ke masjid.

Seluruh agenda jalan-jalan disesuaikan jamnya ba'da dhuha sampai sebelum dhuhur, atau ba'da asar sampai sebelum maghrib.
Malam sampai pagi terserah pada jama'ah, menikmati kenyamanan hotel ataupun kenikmatan masjid.



Semangat kami masih menyala di hari pertama dan kedua itu, kenyamanan kota Madinah juga sangat mendukung, tenaga kami masih mampu menyelesaikan tour sekaligus berlama-lama didalam masjid Nabawi, tak terasa tiba-tiba waktu sarapan sudah menjelang.

Ada suasana terbalik dalam rombongan kecilku,akan ªku ceritakan, semata-mata biar bisa diambil hikmahnya, untukku terutama.

Kami bertiga menghabiskan waktu semalaman di masjid Nabawi, sementara Bapak/Ibu mengeluhkan capek dan sakit, sehingga untuk makanpun mereka meminta perhatian lebih dari anak cucunya.

Ada banyak sisipan dosa kami di sini, melihat peluang ibadah ŷanğ harus dimanfaatkan semaksimal mungkin dihari-hari berharga itu, sementara semangat Beliau-beliau ini belum juga tersentuh.

Saat ªku ajak berjama'ah sholat di masjid Bapak mengeluhkan tensinya naik, 170 katanya.
Mereka kebetulan membawa alat pengukur digital.
Sedangkan Ibu mengeluh lelah dan tak tega meninggalkan Bapak.

Kulihat ada rona tak rela di wajah suamiku, mungkin gemes kali ya...

Sedangkan sebagean besar rombongan bis kami adalah lansia ŷanğ sebaya bahkan beberapa diantaranya lebih tua, mereka tanpa anak-anaknya, sehat dan bersemangat.
Mereka menenteng koper-koper mereka sendiri, naik turun hotel sendiri tanpa ada ŷanğ melayani.

Keadaan ŷanğ berbalik dengan rombongan kecil kami, praktis tak banyak teman seperjalanan ŷanğ kami kenal, karena perhatian kami berdua tertumpah untuk mereka.
Hanya ada satu dua orang ŷanğ kukenal, salah satunya tetangga kamarku no 10010, mamanya Arya, anak kami juga  bersahabat selama dalam perjalanan. 



Kami sering berangkat shalat bersama, lama kelamaan persahabatan terjalin dengan sendirinya.

Kuutarakan kondisi Bapakku, saat dia menanyakan, lebih tepatnya menasehatiku,

"Kok Ibu ditinggal lagi sih?"..katanya.

Entah kenapa kami sepertinya sudah mengenal lebih lama dari usia kebersamaan kami.

Mendengar kondisi bapak, dia ikut prihatin dan menyarankan ditest lagi tekanan darahnya.

Ternyata suami istri itu pasangan dokter gigi dan dokter anak.
Subhanallah.. ªku mengeluh pada orang ŷanğ tepat.

Iseng kuutarakan tekanan darahku saat terakhir ªku menghadap dokter, 155/110.

"Hah... Cepetan dicek lagi sekarang, ªku pingin lihat!" katanya kaget.

Waktu itu sudah jam 23.30, kami sebenarnya berniat di masjid sampai subuh.

ªku meminjam alat ukur tensi Bapak, sebelumnya kuukur dulu tekanan Beliau, ternyata 163/93.

Sedangkan punyaku 150/105.
Nyatanya, tekanan darahku ŷanğ justru berada dalam batas tidak normal!

Suamiku segera mencari apotik ŷanğ buka ditengah malam itu, obat ŷanğ kubawa tinggal sebiji dan sudah kuberikan pada Bapak usai makan malam tadi.

Apotik masih buka, namun kami kesulitan berkomunikasi dengan pegawainya.
Kami memutuskan mencari Muthowif untuk membantu.

Dalam sejam Mama Arya sudah 4 kali menelponku, menanyakan apakah ªku sudah meminum obatnya, kujelaskan bahwa ªku harus menyertakan resep, karena mereka ternyata tak mau mengeluarkan obat tanpa resep dokter.

Mama Arya memintaku kekamarnya, dia memberikan selembar resep ŷanğ kubutuhkan, Alhamdulillah..akhirnya tengah malam itu 'captopril 25 mg' bisa kuperoleh, dan kuminum separuh tabletnya pagi dan malam.

Esok paginya dan seterusnya sahabatku itu rajin menanyakan keadaanku.



Kehebohan pagi buta itu memberikan hikmah buat kami, kejadian itu tak luput dari perhatian Bapak dan Ibu mertuaku, sejak itu mereka berdua sedikit berubah.

Diriku apalagi!,ªku wajib menahan emosiku, memintakan kesabaran lagi pada Allah.
Bagaimanapun melihat 'sesuatu' antara suamiku dan orang tuanya sedikit banyak mempengaruhi emosiku.

Alhamdulillah anakku tak sedikitpun menunjukkan lelah dan rewel sampai detik itu.
ªku hanya menyarankan suamiku berdo'a untuk kami, menyemangati Bapak Ibu mertuaku agar mereka bercermin pada teman-teman serombongan lainnya.

Jika sebelumnya mereka minta dilayani, diantar jemput dari atau ke kamar Beliau, sekarang jika sudah tiba waktunya sholat di masjid, mereka sudah siap-siap didalam kamarnya, bahkan kadang-kadang mereka sudah mengetok pintu kamar kami.

Alhamdulillah...
Minimal mereka mempunyai semangat seperti teman-teman rombongan lansia ŷanğ lainnya.

Rasa lega kulihat terpancar dari wajah suamiku, keinginannya mengajak umroh kedua orang tuanya adalah untuk itu, dia ingin kedua orang tuanya bersemangat menghabiskan masa tua mereka sebaik-baiknya, dengan ibadah.

Semua perlu waktu, kesabaran dan do'a, ªku yakin dia tak lelah memohonkannya untuk kami dan kedua orang tuanya.



Sampai pada hari terakhir di kota Madinah, kami merasakan kota itu benar-benar damai, nyaman dan tenteram.
Orang-orangnya ramah dan terlihat melindungi tamu-tamu negara lain ŷanğ berpostur lebih kecil dari mereka. Indonesia, Malaysia dan warga Asia lainnya mendapat perlakuan lebih istimewa dibanding warga negara berpostur besar lainnya.

O ​Î​Ɣ‎âä.. Sepanjang jalan menuju masjid banyak orang-orang menjajakan dagangan, ada jubah-jubah hitam, pasmina, souvenir, parfum, jam tangan bahkan Al-Qur'an.

Saat melihat orang menjual Al Qur'an, mereka mengatakan "Waqaf! Waqaf! "

Awalnya ªku tak mengerti apa maksudnya, ternyata Al Qur'an itu diperuntukkan bagi siapa saja ŷanğ ingin mewaqafkannya untuk dibaca jama'ah di masjid Nabawi.
Harganya sekitar 50 real.
Banyaknya jama'ah ŷanğ i'tikaf di masjid itu memungkinkan Al Qur'an ŷanğ kita waqafkan akan dibaca ribuan bahkan jutaan orang!

Aneka souvenir, kalung kalung cantik berharga 10 real tiap packnya, jam tangan satuan seharga 25 real, namun jika kita membeli 10 biji kita mendapat bonus sebiji, hi hi... Indonesia banget!..

Pasmina beragam harganya, ada ŷanğ 5 real sebiji ada pula ŷanğ 20 real. Jubah rata-rata 50 real harganya.
Katanya harga di Madinah lebih murah daripada di Makkah, namun tunggu dulu..ternyata lokasi hotel di Makkah nanti berada di atasnya Mall Al shafwah...jadi acara belanja ternyata lebih mengasikkan di Makkah.^.^

Tidak ada komentar: