Sabtu, 18 Juni 2011

Naik!

Nggak mungkinlah nggak naik... Itu menenangkan kami.
Semalam itu waktu terasa berjalan lambat, kadang senyum getir menghiasi setiap 10 menit sekali, lucu membayangkan jika benar tak naik kelas, tapi...apa mungkin???

Ibu-ibu itu sudah semringah dengan dandanan mereka, mungkin hanya wajahku ŷanğ menegang. Anakku sudah larut dalam persiapannya tampil bermain alat musik.
Tampil di atas pentas lebih menegangkan baginya, namun berbaur dengan sesama grupnya membuatnya terlihat melegakan buatku.
Kasihan..jika seandainya benar tak naik kelas...
Bismillah, Insya Alloh naik!

ªku melangkah ke lantai 3, kelas anakku. Rupanya ibu-ibu sudah berderet manis didepan kelas, Bu Ery belum datang.
ªku mengobrol dengan beberapa, tak banyak memang ŷanğ ku kenal, maklumlah, jarang ke sekolah.

Begitu Bu Ery masuk ke kelas, kami duduk tertib menunggu giliran. Kurang lebih masing-masing ortu diberi waktu 10 - 15 menit. ªku harus memanfaatkan momen berharga itu.

Tiba giliranku, اَلْحَمْدُلِلّهِ.. anakku dinyatakan naik, tanpa syarat. he he..

Ada beberapa point ŷanğ memang harus jadi catatanku, hafalan Al Qur'annya belum memenuhi target,
Matematika naik drastis dari angka smester 1 adalah 58 ( dibawah KKM ) menjadi 71 ( dari KKM 67 ).
Melegakan bagiku... hutangnya adalah beberapa surat juz Amma ŷanğ masih belum lancar dihafalkan.

Bu Ery berbaik hati membebankannya di kelas 6, standar kenaikan memang diambil dari nilai PAI ( penddkn agama ) ŷanğ harus di atas KKM, anakku jatuh di nilai Al Qur'an Hadis.

Bergegas ku hampiri anakku, ‎​βϋκαη main senangnya mendengar dia naik kelas. Wajahnya bersemangat dan kecemasannya hilang seketika. Kucium jidatnya, "Anak mama pasti pinter..!"
Dia kembali berbaur dengan teman-temannya, main bola.

Tidak ada komentar: