Jumat, 18 Maret 2011

Suntik Meningitis

"Hwaaa.. Suntik? ..jadul deh .." ini adalah gaya ngeles, karena takut sama jarum suntik.
Alhamdulillah, jarang sakit!!.Berhubung takut dengan jarum suntik, jadinya lumayan menjaga jangan sampai sakit.
Tapi kali ini ?? Wajib!
Vaksinasi meningitis menjadi salah satu persyaratan umroh, mau nggak mau harus disuntik.

"Pokoknya aku nggak mau suntik!" anakku jauh-jauh hari sudah protes.
Ketakutan pada jarum suntik rupanya menurun ke dia.

"Kalau tidak mau disuntik, nggak boleh masuk Arab Saudi, soalnya itu peraturan dari pemerintah Arab" aku menjelaskannya.

"Kalau aku nggak ikut, Mama dan Ayah juga nggak boleh ikut!" protes yang bisa membuat buyar rencana yang sudah kami susun matang, jauh-jauh hari.

Sebenarnya bisa saja nggak suntik, kita mencari agen yang mau memberikan kartu kuning tanpa harus disuntik, resiko ditanggung sendiri. Kita hanya membayar seharga kartu, kurang lebih 300 ribuan, katanya sih..
Tempat suntik vaksin meningitis di jakarta ada di cengkareng dan di Halim. Oleh pihak agen kami disarankan membawa paspor asli dan berangkatnya harus pagi, takut antri.
Berdasar pengalaman memang banyak keluhan 'antri'.

Aku dengar kabar dari Jawa timur, kebetulan kami Insya Allah berangkat berlima, bersama bapak/ibu mertua.
Mereka mengurus paspor di sana, tepatnya di Malang. Dokumen yg sdh jadi dikirim ke Jakarta, karena kami mengambil travel Jakarta, mereka suntik meningitis di bandara Juanda, dekat asrama Haji.
Mereka di haruskan datang pagi, membawa paspor asli, dan foto diri. Biaya yang dibebankan 600 ribu untuk vaksin meningitis dan influenza.
Setelah disuntik, malamnya Ibu mengeluh gatal-gatal sekujur tubuh, kata dokter hanya alergi. Setelah diberi obat, esok harinya lumayan membaik.

Kami berencana berangkat pagi, setelah mengambil antrian, kami balik lagi mengambil anakku yang sedang test UTSnya.
Ternyata mobil tak mau diajak kompromi, dia mogok total. Karena jam 10 anakku sudah pulang, kami memutuskan sekalian berangkat bersama anak, naik taksi.
Jam 10.00 ternyata yang ditunggu belum juga pulang dari sekolah, masih ada les sampai jam 12.00. Sabar...
Tepat jam 12.30 kami akhirnya bisa berangkat ke bandara cengkareng, sejam lebih perjalanan menuju kesana. Jalanan lancar sedikit merayap, maklum jam istirahat siang.

Medical center terletak di arah terminal haji atau arah terminal 2 juga bisa. Tepatnya di belakang masjid di dekat menara. Kami langsung menuju poliklinik disebelah medical centre. Katanya memang disana tempat pelayanan vaksinasi dll.
Loket masih tutup, pegawai masih beristirahat. Ada sekitar 20 an orang yang mengantri, semuanya antrian vaksinasi juga.

Ada ibu-ibu yang mengobrol denganku, katanya dia antri sampai hari yang kedua belum juga mendapat giliran suntik. Itu terjadi di Halim perdana kusuma. Disanapun biayanya rp. 450.000.
Dia tak membawa paspor dan juga poto diri. Panik juga awalnya mendengar info persyaratan dariku. Ternyata setelah tanya ke petugas, asal tau no paspornya saja cukup.

Loket dibuka tepat jam 13.15, kami mengisi form yang berisi;
- no paspor
- nama lengkap
- alamat
- jenis vaksinasi
Biaya hanya Rp. 280.000

Tinggal tunggu antrian.

Kami dipanggil no 3 dari 78,77,79 no yang kami pegang.
Suntik ternyata masih tetep sama rasanya, seperti di gigit tawon. Petugas hanya menanyakan "Sedang hamil atau tidak?"
Padahal kondisi kami saat itu;
- aku sedang haid,
- anakku sedikit flu, tanpa demam,
- sedangkan suamiku flu, batuk berat, tanpa demam.

Karena tidak ditanyain kondisi, ya sudah, terlewat semua... Asal dapat kartu kuning, itu tujuannya.
Oh ya, sewaktu di ruang petugas, anak dan suamiku berusaha semaksimal mungkin kelihatan sehat, menahan batuk dan pileknya.

Foto ? Ternyata sudah ada tukang foto dan alatnya di sana, sama seperti foto waktu pembuatan paspor di kantor Imigrasi.
Mungkin di Juanda belum ada alatnya makanya membawa foto sendiri-sendiri. Mungkin. ..halah sok tau!

Setelah foto, tanda tangan sekali, kartu sudah bisa di bawa pulang, alias 'jadi'.
Alhamdulillah selesai disuntik lengan tidak terasa 'njaremi' seperti dulu waktu kecil divaksinasi. Seingatku jarumnya lebih besar yang dulu.^.^

Kami pulang naik taksi kembali.

Tidak ada komentar: