Senin, 07 Maret 2011

Mengurus Paspor Tanpa Calo

Jam 06.31 pagi, sambil mengantar anakku sekolah kami langsung menuju Kantor Imigrasi Tangerang Jakarta Selatan, rencana kami mengurus Paspor sendiri tanpa bantuan calo.
Jalanan macet terutama akses menuju sekolah2 swasta, rata2 mereka diantar pakai mobil2 pribadi. Membuat jakarta tambah sesak. Padahal sekolah sudah menyediakan fasilitas antar jemput.
Anakku selalu memakai fasilitas sekolah itu, selain karena hanya ada kendaraan satu, juga demi alasan membuatnya lebih mandiri.

Keluar dari komplek sekolah Cikal Harapan, St Morris, Al Azhar jalanan kembali lengang. Hanya lumayan padat merayap saat persimpangan ke Summarecon, setelah itu mobil kembali melaju lancar.

Masih mengantuk rasanya, namun harus dijalani setelah kemarin dua kali menuju kantor imigrasi tanpa menghasilkan apa2.
Yang pertama sebenarnya perjalanan sia sia, berangkat tanpa membawa surat rekomendasi dari tempat kerja. Berbekal alasan yang nanti akan diajukan karena untuk alasan sungkan meminta ijin kantor. Sedikit berdebat, karena aku tau itu syarat mutlak. Tapi karena males berdebat kami mantap menanyakan hal itu, yang penting usaha dulu..^.^

Perjalanan macet, jarak yang lmyan jauh, bekal mengantuk dan lapar hanya ditebus dengan jawaban penjaga loket antrian, "Tetap harus pakai Pak !"..

Kamipun pulang dengan cengar cengir.."Benerkan ??", kataku jengkel.

Beberapa hari kemudian, setelah surat sponsor siap, kami kembali menuju Tangerang, jum'at pagi jam 08.00 berangkat, ternyata jalanan macet. Sejam setengah sampai ke kantor imigrasi dan mendapati loket sudah ditutup, antrian maksimal hari itu 100 orang telah habis, ditambah lagi hari itu adalah jum'at, kantor hanya buka setengah hari.

Esok harinya...
Pengalaman dua kali kegagalan, kami berangkat dari rumah  lebih pagi.
Kantor imigrasi buka jam 07.30, info yang kudapat dari petugas loket.
Jam 07.30 akhirnya sampai juga dipersimpangan Pasar Anyar dan Cipondoh, ada yang berkesan melewati jalanan itu, terdapat area sejuk dinaungi pohon2 besar, rindang dan bersih.
Lampu merah yang lama menyala tak begitu terasa.

Sampai di Kantor IMigrasi kantor masih tutup, pagar juga masih terkunci, namun ada puluhan orang sudah mengantri didepan pagar..dan didalam pagar sdh puluhan juga yang sudah antri. Kemungkinan mereka melompat pagar.
Duh berarti mereka lebih pagi dari aku..
Kamipun berbaris layaknya antrian sembako.
Sebelum masuk aku periksa kelengkapan yg kubawa;

- Surat Pernyataan
- Formulir surat perjalanan
- Surat keterangan domisili
- Surat keterangan kerja
- KTP
- KK
- Surat Nikah
- Akte lahir/ Ijazah

Yang msuk map pendaftaran semua dokumen KK, KTP, Akte/Ijazah, Surat Nikah dalam bentuk foto coppy memakai ukuran kertas A4.
Oh ya..untuk yang bertempat tinggal sesuai KTP tak perlu memakai Surat Ket. Domisili.

Dokumen asli dibawa juga, siapa tahu nanti ditanyakan petugas.

Antrianku nomor 029, 030 dan 031, lmyan bisa terlelap di kursi sejam an..
Orang hilir mudik dan sibuk bertanya kanan dan kiri, mereka adalah yang baru pertama kali mengurus paspor, begitu juga dengan ku 2 hari kedatanganku kemarin.

Ini cuplikan dialog antara dua orang bapak didepan kursiku, antara bpk A (yg baru tau/ baru mengurus paspor)
Bpk B ( kemungkinan sudah tau dan sudah pernah mengurus paspor/ sok tau )

A : "Baru pertama juga ya pak?
B : "Nggak juga "
A tanpa sungkan bertanya : "Dimana saya mendaftar ?".
B : " Sudah ambil antrian ?
Sdh isi formulir ?
A : "Belum semua ".
B : "Bapak ambil no antrian dulu ( kalau masih kebagean ..) Kemudian beli formulir di belakang kantor ini sebelah kanan ".
A : "Makasih Pak.."

Aku sudah bisa tersenyum mendengarnya, begitulah, jika masih belum tau.. Jangan malu untuk bertanya.
Begitu sampai alangkah baiknya berjalan2 di sekeliling ruangan, ada banyak petunjuk yang bisa dibaca. Petugas imigrasipun ramah2 jd jangan takut untuk bertanya.

Ada petugas yang duduk di tempat informasi, dia jd rujukan tanya banyak orang.
Ruangan kantor terbagi dua, beberapa loket petugas dan tempat antrian.

Loket satu ; Pengambilan paspor RI
Loket dua ; Penyerahan berkas/ permohonan paspor RI
Loket 3 ; Penyerahan berkas,biro jasa-MERP/ERP.
Loket 4 ; Penerimaan tanda terima/ permohonan untuk foto
Loket 5 ; Kasir
Ruang sebelahnya adalah Ruang photo dan Ruang wawancara.

Disebelah kanan, dibawah tangga ruang B. Photo biometrik itk, kitas dan kitab.
Terdapat beberapa contoh pengisian dokumen di sebelah kanan kursi antrian. Petunjuk pengisian dan daftar berkas2 yg harus dilengkapi, ada juga alur permohonan berkas untuk warga negara asing.

Tepat jam 9. 30 tibalah giliran nomer antrian  kami, suamiku yang menghadap petugas.
Ada sms masuk dari teman " kalau mau sehari jadi, lgsung foto sekarang bisa kok, ada bea tambahannya buat petugas photo dan adminnya".

Iseng iseng suamiku tanya, ternyata memang bisa, hari ini lgsung wwancara dan telepon, biayanya membengkak dari normalnya yg hanya sekitar 275 ribu menjadi 1,5 juta !

Waduh kalo udah itung2 harga giliranku maju kedepan;
"Kok mahal Pak, biasanya kalo tambah2 biaya gak lebih dari 100% dah normalnya?"

Petugas imigrasi tersenyum pahit," Aduh Ibu, seperti nawar barang aja..".

Dengan masih berharap2 cemas aku nggak mau kalah, " Maklum ibu2 pak, urusan duit ya mesti perhitungan..".

Suamiku bukannya mendukung malah membuat senang petugas itu, duh...dasar bapak2, tidak tau pemikiran para ibu; "Daripada Ayah bolak balik lagi Ma, udah nawar berapa gitu, sejutaan jg boleh.., ini surat rekomendasi Ayah dari kantor juga salah ternyata.

Entah memang salah atau memang sipetugas yang mengada2, surat yang hanya berbentuk surat keterangan kerja itu ternyata harus diperbaiki dengan alamat surat ditujukan ke kepala kantor imigrasi dengan disertai pernyataan sdng bekerja dikantor tersebut dan punya riwayat kerja ini dan itu.

Nanti kapan2 aku cek kebenarannya.

Yang jelas ada info dari petugas tersebut jika menempuh jalan VIP,pintas tadi sehari jadi, maka tidak perlu bersusah payah membenahi surat rekomendasi kerja yg sudah ada.

Tinggal tawar menawar harga, "Sejuta bertiga ya Pak?", wajahku serius.

"Tadi saya bilangnya ke Bapak 1,5 juta perkepala Bu, kok malah nawarnya sejuta bertiga.., petugas itu senyum mengejek kearahku.

"Kemahalan dong Pak, ambil selisihnya banyak banget, udah pake jalan biasa aja 275 ribu perorang..", ancamku juga serius.
Selisih uang segitu lumayan banyak, bisa untuk kebutuhan sebulan.
Melihat aku mundur teratur, petugas menawariku solusi, "Suka rela ibu aja dah, pantesnya berapa ?".

Seperti biasa nawar ke pasar aja kalo begitu, pikirku. " 700 ribu perorang ya Pak, sudah dua kali lipat lebih tuh", aku tetap pura2 jual mahal.

"Ok Bu, foto dan wawancara hari ini ya, nanti saya yang atur, jawab petugas pasrah.

Lumayanlah , daripada bolak balik suamiku dari kerjaannya diluar kota, kalau dihitung bea pesawat pp sudah sejuta sendiri, impas kan ??
Hemat waktu itu yg penting. Kami sepakat 2,1 juta untuk 3 Paspor.
Kalaupun lewat jasa calo, normal seminggu jadi bea nya 600 ribu perkepala, kalau vip bisa 1,5 jt lebih juga..

Tak perlu pikir panjang lagi segera ku jemput anakku ke sekolah, beruntung tidak macet sehingga kurang dari sejam sampai disekolah.
Hari ini ada ujian praktek Bhs Inggris, aku menemui walikelas dan meminta ijin membawa anakku sebentar untuk keperluan foto paspor.
Jadwal ujiannya dimajukan dari gilirannya, kurang lebih 20 menit ujiannya selesai.

Bertiga kami menuju Kantor Imigrasi kembali, kali ini jalanan macet, mungkin sdh mendekati jam istirahat dan merupakan puncak aktifitas jalanan kota.
Heran, padahal jam istirahat masih sejam lagi.
Butuh kesabaran dan harus sering minum air putih, cuacanya lumayan panas hari ini.

Jam 11. 35 kami sampai disana, sudah sepi, tinggal 20 an orang yg msh antri, kebanyakan antri wawancara dan foto.
Jam 12.15 anakku dipanggil duluan, foto dan pengambilan sidik jari. Kemudian giliranku dan terakhir suamiku.
Setelah itu masih menunggu antrian untuk sesi wawancara.
Hanya suamiku yang dipanggil, seperempat jam kemudian aku dan anakku dipanggil, ternyata hanya konfirmasi kebenaran dokumen dan perubahan nama menjadi 3 kata.
Kalau nama hanya terdiri dua kata, kata yg ketiga diambil dari nama ortu dll, yang penting ada tercantum di KK atau Surat Nikah.
Setelah itu membubuhkan beberapa tanda tangan dan sudah selesai.
Paspor baru ke esokan harinya bisa diambil di Kantor Imigrasi kembali.

Tidak ada komentar: