Rabu, 24 November 2010

Kena Kau !!

Was was dengan tragedi angka minim kemarin, sudah ku buat agenda istimewa untuknya.
Aku tau dia tak mampu berfikir dalam tekanan" harus bisa !...", yang ada adalah" enjoy aja". tapi karena sebentar lagi harus ulangan, aku harus ambil tindakan malam nanti, karena besok masih ada Matematika, ditambah lagi Bahasa Arab yang lumayan tinggi levelnya, untuk ukuran dia yang dua tahun kemarin tak menerima pelajaran itu.
 Sudah kusiapkan Es Cream coklat kesukaannya, Cumi goreng tepung dan Air Kelapa Muda, hm...pasti sepulang sekolah dia akan ceria, saat itu aku akan memanfaatkan untuk mengajaknya bermain rumus Matematika. Tak susah sebenarnya belajar Matematika, malah menurutku itu menyenangkan, kenapa anakku tak mewarisi kegemaranku ini ya ?? ah, belum kali...

Jam 15.00, tiiiiit....jagoanku muncul dengan wajah kuyu sekali, waduuuuh..pusing lagi kayaknya.

"Pusing Ma...", sambil manja dia memintaku melepaskan atribut sekolahnya.
"Kenapa ?...sudah makan cateringnya belum ? ", tanyaku
"Sudah tuh...".
" Makan dulu yuk, ada kesukaannya Ihsan ...'. Buru buru ku suguhkan sebelum dia meraih remote TV.
" Mungkin pelajarannya sulit kali ya ?", pancingku pelan.
"Enggak ok Ma, biasa aja..., habis magrib nanti gak usah belajar ya Ma, kan sudah tidak remidi Matematika lagi, katanya maksimal tiga kali kok...aku masih pusing...", itulah gaya merengeknya yang sudah aku hapal bener...
" Yang penting makan dan istirahat dulu, biar pusingnya hilang sayang..apa kata nanti deh...", aku membuatnya tak membantah dulu.

Benar juga, setengah jam kemudian dia sudah sibuk dengan kertas HVS, Penggaris dan  Pencil . Tengkurap setengah telanjang didepan TV, ku hitung sudah 6 lembar coretannya bergambar mobil ferari ala dia...seperti biasa, selembar gambarnya sudah memuat satu episode cerita. he he... mesti disimak detail gambarnya jika aku mendengar ceritanya.
Terlewat satu garis saja, sebuah cerita tak bisa kita cerna...





" Nanti keburu ngantuk lho...belum belajarnya..."
"Sebentar lagi Mama...kan belajarnya abis maghrib...".

Adzan Maghrib baru saja usai, setelah sholat dan mengaji, dia sudah terduduk lunglai di sofa, memeluk bantal seperti biasa, " Hayoo, bener kan, sudah mengantuk...belajar dulu..", pintaku bernada perintah.
Aku tak perlu menunggunya menjawab, berlomba dengan kantuknya, kuraih kertas dan mengajaknya mulai belajar, memainkan rumus, sebisa mungkin kubuat menyenangkan.
Tak sampai sepuluh menit, melihat matanya yang memerah, lemas, aku tak sampai hati juga. Akhirnya " Tidurlah dulu, besok selepas Subuh belajarnya ya...di ingat, ada Pe Er nggak ??'
"Ennnngggggggak..." jawabnya sambil tetap terpejam.
"Isya dulu, trus tidur.."

Dalam keadaan terpaksa yang ada nanti malah pemberntakan, lebih baik kubiarkan dulu tertidur, toh esok hari masih banyak waktu selepas Subuh, fresh juga pikirannya.

Jam 04.00 dia sudah terbangun, memelukku erat tanpa setahuku, " Mama , ayo sholat...", Seperti lima tahun lebih dewasa dari usianya, sifat kelaki-lakiannya yang aku suka.
Tanpa menunggu, dia bergegas menepati janjinya, meraih buku pelajaran dan mulai serius menantang pertanyaan dari aku, " Mau soal yang mana ? "...
Aku melihatnya sebentar, kupilihkan 2 nomer awal dan akhir dari sepuluh soal latihan semesteran. " Mama sambil goreng telor ya ?, bisa kan mengerjakan sendiri ? "...
" Lihat aja, sudah selesai.."
"Lho, cepet banget...benar lagi !! gitu kok bisa remidi sih ?? padahal anak Mama jago lho...", Jawabku memberinya harapan.
"Sekarang Bahasa Arab yang gak bisa, bantuin ya Ma...", alangkah senangnya aku, jika dia memilih meminta bantuanku, berarti dia benar2 tak punya pilihan lain. Sifatnya yang terlalu percaya diri "Bisa" seringkali menimbulkan perdebatan, karena dia tak mau mendengarkan masukan selain dari hasil pemikirannya sendiri. Hanya seorang 'Guru" yang bisa didengarnya..dan aku ibunya, bukan sebagai 'guru'nya.

Jam 06.20, tiiiiiit..antar jemputnya sudah didepan pintu, Alhamdulillah...sudah kutebus penyesalanku kemarin atas angka minim itu, hari ini pasti dia lebih baik...semoga, minimal aku sudah melihatnya membawa bekal ....
"Sudah ya Ma, Assalammu'alaikum...", diciumnya erat tanganku, sedikit pelukan dan ciuman tentunya.
Dengan nafas lega dan Do'a kulepas dia " Waalaikum salam...do'a dulu sayang....", aku bantu menutup pintu mobil.
"Mama...", tiba2 pintunya terbuka kembali.
"Ada apa say..uang sakunya udah kan ? "
" Nanti remidi IPS lagi...!! ha ha...", Wajahnya semringah kegirangan,tawanya masih kudengar nyaring, bersama antar jemput yang membawanya tiap pagi dan sore...
Sementara aku tersenyum kecut didepan pagar, terkesima sejenak dengan kemenangannya.



Tidak ada komentar: