Jumat, 02 Mei 2025

ASRAMA HAJI PONDOK GEDE ( Keberangkatan )

 D asrama haji pondok gede, kami dibagi menjadi beberapa kamar, kamar khusus laki-laki dan kamar khusus perempuan. Aku sekamar dengan 2 orang jamaah wanita dari Pondok Aren yang baru ku kenal. Di sana kami mendapat makan malam dan selanjutnya beristirahat.

Karena di asrama sifatnya hanya pengecekan dokumen dan transit menuju bandara, maka isi koper adalah baju ganti, perlengkapan sholat dan obat- obatan. Bagi yang langsung menuju Makkah ditambah baju ihrom untuk umroh. 

Ternyata ada delay penerbangan kloter 27, sehingga kloter 28 terpaksa bermalam kembali di asrama haji. Jangan khawatir, karena pihak asrama sudah menyediakan makan walaupun pesawat kita mengalami keterlambatan penerbangan. 

Saat di asrama haji, aku dikenalkan satu jamaah laki - laki teman sekamar suamiku, beliau mirip sekali dengan alm Bapak. Perawakannya, wajah dan suaranya persis seperti Bapak sewaktu muda, seumuran beliau. Masya Allah. Seterusnya Bapak ini selalu sekamar dengan suamiku baik di Madinah maupun Makkah. Mereka seperti keluarga, kakak dan adik. Begitupun aku, ternyata teman sekamar sewaktu diasrama haji adalah istri si Bapak ini. Kamipun selalu sekamar sampai selesai berhaji. Bahkan sungguh ajaib, di pesawat, nomer kursi kami berurutan.

Sebelum berangkat memang di hati itu terbersit rasa bersalah melepas Alm. Bapak dan ibuku berhaji dalam kondisi udah tua dan kurag sehat. Ingin sekali aku membalas rasa bersalahku dengan berniat membantu siapa saja yang kesusahan selama di sana. Alhamdulillah, ternyata malah dipertemukan dengan penampakan alm. Bapak sepanjang 42 hari, membersamai kami dimana saja.

Kloter 28 mendapat fasilitas fast treck dari kementrian agama Arab Saudi, sehingga proses keimigrasian jauh lebih cepat. Proses cek in dilaksanakan di asrama haji pondok gede, selanjutnya kami naik bus ke bandara dan lansung dibawa di ruang tunggu keberangkatan.









CERITA HAJI 2023 ( Hari H Keberangkatan )

Pingin Napak tilas perjalanan haji 2023

Jama'ah haji mandiri rombongan 6,  kloter 28 Embarkasi JKG.

Kecamatan Serpong Tangerang Selatan.


Kami adalah jama'ah mutasi dari Sidoarjo Jawa timur. 

Masa penantian haji reguler sekitar 13 tahun, terhitung dari bulan November 2011.

Sebenarnya panggilan berhaji sudah ada sejak awal Desember 2019 lalu, ketika wabah pandemi mulai mencekam.

Kami masuk jamaah keberangkatan tahun 2020.


Proses mutasi yang lumayan riweh harus kami lalui ditengah ketidak pastian situasi,   sementara beberapa  dokumen harus diselesaikan dari Depag Sidoarjo, Depag Surabaya  ke Depag Tangsel lanjut ke propinsi Banten. 

Belum lagi proses pelunasan dari Bank Jawa timur  oleh jama'ah sendiri ke kantor bank tempat mendaftar.


Prosesnya lumayan panjang harusnya, namun pandemi justru membuat semuanya lebih mudah dan sederhana.

Kami cukup menyelesaikannya via WA, email dan pendekatan melalui telephone, jika diperlukan.

Nggak sesederhana ini sebenarnya, berliku dan melelahkan, tidak pasti, panik dan banyakan pasrah.

Namun, karena semangat dan bahagia menjadi calon tamu Allah itu mengalahkan semua. 

Yakin, jika kita diundang pasti tiketnya udah disediakan Allah.


Sambil menunggu surat menyurat selesai, kami mengadakan pendekatan ke Depag Banten. Bagaimanapun disinilah kami nantinya akan bergabung.

Alhamdulillah penerimaan pihak Depag Banten baik banget, kami mulai diarahkan tentang segala hal yang berkaitan dengan pemilihan KBIH, proses keberangkatan juga keperluan yang harus disiapkan.


Persyaratan lain yang harus diselesaikan adalah : 

Paspor, ( kesesuaian data KTP, paspor dan semua data di dokumen haji )  

Kartu BPJS,  

MCU, berikut ketentuan setelahnya.

Kartu vaksin ( saat itu vaksin covid harus 1 - 2 ) meningitis juga influenza ( tidak wajib).


Menelusuri dokumen2 di atas ternyata ada saja yang perlu diperbaharui.

Kebetulan ditemukan KTP ku tidak sama persis dengan dokumen haji dan paspor. 

Perlu waktu beberapa hari memperbaikinya, begitupun vaksin covid, karena kami berdua belum pernah suntik vaksin itu.

Beruntung pihak puskesmas membantu mencarikan RS mana yang menyelenggarakan vaksin.

.

Setelah proses mutasi dan pelunasan selesai, kami bergabung dengan calon  jama'ah Tangsel melakukan manasik bersama.

Jama'ah reguler ada yang menggunakan KBIH dan ada juga yang mandiri.

Kami memilih haji reguler mandiri karena sepertinya kami akan baik - baik saja di sana tanpa menggunakan pendamping KBIH 

Bismillah, dengan sedikit pengalaman berumroh, kami sepakat memilih mandiri.


Qodarullah haji tahun 2020 tidak jadi diberangkatkan karena wabah pandemi, begitupun tahun 2021.

Kami bersiap kembali di tahun 2022. Semua persyaratan dokumen dan kesehatan sudah selesai, tinggal menunggu kepastian keberangkatan. Menjelang H - 15 baru keluar daftar jama'ah yang bisa berangkat dan tidak.

Lagi - lagi kami tidak lolos daftar 50 persen jama'ah berhak berangkat.


Allah Maha Baik, Perencana Ulung dan Penyayang. Dia Tahu saat terbaik untuk kami berĂ ngkat.

Di tahun 2023,  kami diijinkan  menunaikan rukun Islam ke 5 dengan tenang dan kondisi sehat.


Regu 6 mandiri kecamatan Serpong berjumlah 40 an orang, terdiri dari dua kelompok kecamatan Serpong dan dua kelompok tambahan dari Pondok Aren. Kami sempat bertemu dalam beberapa kali manasik haji, kami berusaha mulai mengenalkan diri. Namun bertemu kelompok dari Pondok Aren saat di asrama haji Pondok Gede.

Kami berangkat pada tanggal 31 Mei 2023, sekitar jam 16.00. Titikkumpul kloter 28 Tangsel adalah Islamic Center BSD yang hanya berjarak  1 km dari rumah. Berangkat tanpa riweh karena hanya diantar anak sulung, dua saudara dan 2 tetangga. 

Di tempat ini berlangsung pelepasan jamaah oleh walikota Tangsel dan kandepag wilayah Banten. Selanjutnya kami mendapat fasilitas bus dari pemerintah kota menuju asrama haji. Kloter 28 berjumlah 460 an jama'ah. 

Di asrama haji kami diperiksa kembali kelengkapan haji dan kesehatan termasuk cek urin, mendeteksi kemungkinan kehamilan bagi jamaah wanita. Awalnya aku skip proses ini karena merasa yakin nggak akan hamil, mengingau usiaku waktu kebrangkatan adalah 48 tahun, ternyata salah, aku tetap harus melalui test ini. Alhasil masuk kamar asrama menjelang tengah malam, karena test urin terakhir dan menunggu hasilnya lumayan lama. 



Foto dokumentasi adalah suasana di ruang pertemuan asrama haji Pondok Gede